Yamaha Terlibat Skandal, Ini Moge yang Terindikasi Bermasalah
gospelangolano.com, Shizuoka – Produsen sepeda motor ternama Yamaha terlibat skandal pengujian emisi yang sedang diselidiki Kementerian Transportasi Jepang. Skandal yang terungkap pada Senin (3/6/2024) ini melibatkan banyak merek ternama seperti Toyota, Honda, Mazda, dan Suzuki.
Berdasarkan pemberitaan Kyodo News, Kementerian Perhubungan Jepang melakukan pemeriksaan di kantor pusat Yamaha Motor Company pada Rabu (5/6/2024). Terletak di Prefektur Shizuoka. Agenda tersebut muncul sehari setelah Toyota Motor Corp diperiksa.
Kasus yang menyeret Yamaha ke dalam skandal otomotif besar melibatkan tiga model sepeda motornya. Dua lainnya masih beredar, dan satu masih diperjualbelikan, meski penjualan dan pengiriman kini terhenti.
Sepeda motor tersebut adalah model YZF-R1, bagian dari seri R1 yang terkenal, penjelmaan dari sepeda motor balap superbike jalanan.
Skandal tes yang melibatkan Yamaha YZF-R1 ini terkait dengan pemalsuan tes kebisingan untuk menghindari ruang tes kecepatan tinggi di aspal.
Sementara itu, dua model lainnya yang masih belum diketahui detailnya terlibat dalam kesalahan penyajian data dalam uji kelayakan.
Yamaha YZF-R1 versi lebih besar berukuran panjang 2.054,8 mm, lebar 690,8 mm, dan tinggi 1.165,8 mm dengan wheelbase 1.404,6 mm.
Model 2024 ditenagai mesin segaris 998 cc 4 silinder DOHC dengan sistem injeksi yang mampu menghasilkan tenaga 200 tenaga kuda pada 13.500 rpm dan torsi puncak 112,4 Nm pada 11.500 rpm.
Outputnya disalurkan melalui transmisi 6 percepatan sebagai pengatur kecepatan.
Untuk menjaga suhu mesin tetap dingin, motor balap ini menggunakan radiator berbahan dasar cairan.
Peleknya berukuran 17 inci, dengan profil depan 120/70 dan belakang 190/55. Keduanya didukung sistem rem cakram hidrolik lengkap dengan ABS. Sedangkan suspensinya menggunakan garpu terbalik di depan dan shock di belakang.
Meskipun model tersebut telah ditarik dari peredaran di Jepang karena skandal baru-baru ini, di Indonesia, YZF-R1 telah meninggalkan pasar pada tahun 2021.
Masih dalam masa pemulihan dari skandal uji tabrak, Toyota, salah satu unit bisnisnya, Daihatsu, kembali terlibat skandal baru.
Namun kini, Honda, Mazda, Suzuki, dan Yamaha juga terlibat penipuan terkait data uji polusi dan keselamatan masing-masing mereknya, menurut Kementerian Transportasi Jepang.
Toyota mengakui kesalahan data dalam uji keselamatan pejalan kaki dan penumpang untuk Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross yang saat ini sedang diproduksi.
Selain itu, penyelidikan internal mereka mengungkapkan kerusakan dalam uji tabrak untuk model non-produksi seperti Toyota Crown, Isis, Sianta dan Lexus RX.
Sementara itu, skandal di Mazda diakui sebagai manipulasi perangkat lunak kontrol mesin pada model hatchback MX-5 RF dan Mazda2 yang saat ini dipasarkan untuk memalsukan keluaran tenaga selama pengujian.
Skandal tersebut kini telah menarik dua model dari peredaran di pasar Jepang.
Perusahaan juga menerapkan modifikasi pada kendaraan uji Mazda6 dan Axela, yang berbeda dari unit produksi selama uji tabrak. Namun, model tersebut kini telah dihentikan.
Bagi Honda dan Suzuki, skandal tersebut hanya mencakup model lama yang sudah tidak diproduksi lagi dan tidak tersedia di pasar mobil baru.
Investigasi internal Honda mengungkap klaim palsu dalam uji kebisingan untuk 22 kendaraan generasi lama dan yang sudah tidak diproduksi lagi.
Model yang terkena dampak termasuk Inspire, Fit alias Jazz, Fit Shuttle, Shuttle, CR-Z, Acty, Vamos, Stepwgn, Legend, Accord, Insight, Exclusive, CR-V, Freed, N-Box, N-One, Odyssey, N – Wgn, Vezel, Grace, S660, Jade dan NSX.
Dalam kasus Suzuki, praktik penipuan terjadi pada model LCV Alto yang diproduksi antara tahun 2014 dan 2017. Suzuki menemukan bahwa jarak berhenti yang tercantum lebih pendek dari pengukuran sebenarnya dalam uji pemudaran rem.
Menurut perusahaan, tekanan yang diberikan pada pedal rem selama pengujian tidak diperlukan agar hasilnya memenuhi standar hukum.
Untuk memenuhi tenggat waktu, mereka mengubah angka tersebut dengan asumsi kendaraan tersebut akan berkinerja baik dalam pengujian ekstensif.