WHO Sebut Suhu Panas Ekstrem Bunuh 175.000 Orang di Eropa
JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 175.000 orang per tahun meninggal akibat panas di Eropa, yang mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia.
Benua Eropa menyumbang 176.040 atau 36 persen dari sekitar 489.000 kematian terkait panas yang dilaporkan setiap tahun oleh WHO antara tahun 2000 dan 2019.
Badan tersebut mengatakan suhu di Eropa meningkat dua kali lipat dari rata-rata global.
“Suhu tinggi memperburuk kondisi kronis, termasuk penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan serebrovaskular (stroke), kesehatan mental, dan kondisi terkait diabetes,” kata Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge dalam pernyataannya, Minggu (4/8). ) /2024).
Ia mengatakan, panas ekstrem menimbulkan masalah bagi lansia dan menjadi beban tambahan bagi ibu hamil.
“Rekor tiga tahun terpanas di kawasan (Eropa),”
“Mulai tahun 2020, semuanya merupakan 10 tahun terpanas sejak tahun 2007,” kata Kluge.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, jumlah kematian akibat cuaca panas di wilayah ini telah meningkat sebesar 30 persen dalam dua dekade terakhir.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tekanan panas terjadi ketika tubuh manusia tidak dapat lagi mempertahankan suhu optimalnya.
“Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian terkait perubahan iklim di kawasan Eropa,” tulis WHO.