WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

gospelangolano.com – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan bahwa masalah resistensi antibiotik atau antimikroba (AMR) tidak hanya menjadi masalah kesehatan fisik, tetapi juga masalah kesehatan mental.

Pejabat teknis WHO Indonesia (AMR) Mukta Sharma mengatakan penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik dan antibiotik secara berlebihan pada manusia, hewan, dan tumbuhan telah meningkatkan perkembangan dan penyebaran AMR di seluruh dunia.

Sebuah survei global memperkirakan lebih dari 4,9 juta orang meninggal di 204 negara pada tahun 2019 secara langsung maupun tidak langsung akibat penyakit tidak menular yang disebabkan oleh bakteri. Gambar antibiotik, antibiotik. (Sumber: Shutterstock)

“Orang-orang yang terkena dampak AMR harus menghadapi penyakit jangka panjang, waktu pengobatan yang lama, masalah kesehatan mental, diskriminasi sosial, dan beban keuangan yang berat. Hal ini dapat kita hindari jika kita bekerja sama sekarang. generasi penerus,” kata Mukta pada pertemuan WHO dan konferensi pers FAO di Westin Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2022).

Antibiotik adalah obat yang membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri atau virus penyebab penyakit menular.

Sedangkan resistensi antimikroba (AMR) adalah suatu kondisi dimana mikroorganisme (bakteri, virus, jamur atau parasit) resisten atau menolak pengobatan dengan antibiotik.

Permasalahan kesehatan mental ini menjadi sorotan dan dialami langsung oleh penyintas Tuberkulosis Resisten Onat atau TB-RO, Paransarimita Winarni (40), yang masih berjuang meski sudah dinyatakan sembuh dari TB-RO selama 8 tahun.

Kecemasan ini terjadi ketika salah satu anggota keluarga atau orang terdekat yang bersentuhan dengannya mengalami gejala batuk terus-menerus, takut tertular dan akan merasa ‘menderita’ dalam waktu lama atau kesulitan menggunakan banyak obat TBC-RO.

Tak main-main, jumlah obatnya mencapai 15 tablet yang harus ia konsumsi setiap hari dalam waktu yang sama, selama 7 bulan.

“Jadi aku takut kalau ada yang dekat denganku, aku jadi gugup dan khawatir. Ini sudah membaik, malah dia baru bangun malam karena selalu lelah, dia harus berjuang untuk menjadi lebih baik. dan segala efek samping obatnya menurutnya “membuat frustasi,” ucapnya kepada Induk gospelangolano.com dalam satu tempat.

Hal-hal berikut dapat dilakukan untuk mengurangi kebutuhan akan antibiotik dan penggunaan antibiotik, untuk mengurangi risiko resistensi antibiotik dan AMR: Memastikan penggunaan antibiotik yang rasional dianggap penting. lingkungan Menjamin akses terhadap air bersih, sanitasi dan kebersihan.

happy WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Happy
0 %
sad WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Sad
0 %
excited WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Excited
0 %
sleepy WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Sleepy
0 %
angry WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Angry
0 %
surprise WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D