Viral! Mabuk Kecubung di Banjarmasin Bikin Warga Sempoyongan dan Halusinasi di Tengah jalan
gospelangolano.com, Jakarta – Sebuah video viral di Twitter memperlihatkan banyak warga yang mabuk dan marah karena batu kecubung. Hal ini terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Akun Twitter @bacottetangga__ membeberkan efek overdosis batu kecubung yang menewaskan dua orang dan menyebabkan 35 orang lainnya dirawat di RSJ Sambang Ilhum.
Kecubung yang mabuk menyebabkan banyak orang melakukan hal-hal aneh tanpa disadari. Dalam rekaman tersebut, terlihat beberapa orang berdiri di tengah jalan, memaksa pengendara sepeda motor dan pengemudi untuk melambat.
Seorang warga juga terlihat mengendarai sepeda motor sambil dibawa masuk dan diselamatkan.
Diberitakan laman Antara, Kamis, 11 Juli 2024, kejadian overdosis batu kecubung yang meresahkan warga Kalsel terjadi beberapa hari lalu.
Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang mendalami dugaan penyalahgunaan batu kecubung untuk mabuk-mabukan atau penampakan, seperti terlihat dalam video viral tersebut.
Kabid Humas Wilayah Kalsel, Kompol Adam Erwindi mengatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi seorang pemabuk, dan meminta agar masyarakat tidak meniru perilaku tersebut, “Karena dapat mendahulukan kesehatan dan keselamatan.”
Hal senada juga disampaikan Kapolres Banjarmasin Kompol Cuncun Kurniadi, mengimbau masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya untuk tidak mencoba-coba memakan buah kecubung.
Cuncun menjelaskan, konsumsi tanaman kecubung secara sembarangan bisa berbahaya dan menyebabkan masalah mental sementara atau permanen. Tanaman ini mengandung zat beracun yang dapat menimbulkan gejala berbahaya.
“Tanaman ini bisa membuat masyarakat tidak bisa membedakan antara kenyataan dan khayalan. Parahnya lagi bisa menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Cuncun berharap masyarakat dan orang tua dapat mengingatkan anak-anaknya untuk tidak mencoba atau memakan tanaman ini.
Berdasarkan laman BNN Tanatoraja, Kamis, 11 Juli 2024, efek daun kecubung lebih buruk dibandingkan ganja, sabu, ekstasi, heroin, dan kokain. Tanaman ini sering digunakan sebagai obat adiktif dan mudah didapat di Indonesia.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banjarmasin juga menyebut tanaman kecubung belum masuk ke sektor narkoba. Namun tanaman ini sering digunakan sebagai obat, sebagai pereda nyeri, seperti tertera di website RRI.
Meski bukan obat, Borrachero yang lebih dikenal dengan nama kecubung atau bunga terompet karena bentuknya yang seperti terompet, sering digunakan untuk menurunkan kesadaran atau sebagai obat bius, karena daunnya mengandung obat bius.
Hal ini terutama disebabkan oleh kandungan kristal metil yang memiliki efek relaksasi. Selain itu, kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid, seperti atropin, hyoscyamine, dan skopolamin yang bersifat antikolinergik.
Kecubung juga mengandung hyoscine, asam lemak, kalsium oksalat, metaloidin, norhiosyamine, norscopolamine, cuscohygrine, dan nikotin.
Ketua Kelompok Rehabilitasi BNN Kota Banjarmasin, Eka Fitriana menjelaskan, batu kecubung mengandung opioid yang bisa memunculkannya. Penyalahgunaan tanaman ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan mengganggu sistem saraf.
Eka mengimbau masyarakat untuk tidak mencoba meminum kecubung karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Terkait analisis laboratorium kandungan narkotika pada batu kecubung, dia menjelaskan, hal itu menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan (Dinkes).
Karena sifatnya yang beracun, tembakau kecubung dan gorila masuk dalam daftar 15 tanaman yang diusulkan Kementerian Kesehatan untuk diperlakukan sebagai obat ilegal.
Efek racun kecubung dikatakan lebih kuat dibandingkan ganja. Ada banyak cerita tentang orang yang menjadi meditatif atau kehilangan kesadaran selama beberapa hari setelah terkena batu kecubung.
Dokter BNN Kota Banjarmasin, dr Pediya menjelaskan, kecubung memiliki banyak bahan aktif yang menimbulkan efek kesurupan dan bisa menyebabkan kematian, seperti yang tertera di website RRI.
Salah satu senyawa tersebut adalah atropin yang sering digunakan dalam pengobatan jantung untuk meningkatkan detak jantung pada penderita serangan jantung atau lemah jantung.
Menurut Pediya, jika dimakan orang biasa bisa menyebabkan detak jantung meningkat dan menyebabkan kematian. Tak hanya itu, kecubung juga memiliki senyawa lain yang dapat menyebabkan halusinasi dan kecanduan.
Pediya menyarankan agar pihak berwenang menghilangkan terlebih dahulu penyebab tersebarnya batu kecubung tersebut untuk memberikan efek jera.
“Untuk menyembuhkan orang sakit, ada baiknya kita menghentikan penyebaran batu kecubung ini,” ujarnya.