Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?

0 0
Read Time:4 Minute, 2 Second

Liputan.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan total volume pinjaman atau pembiayaan permanen mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Peningkatan ini menunjukkan bahwa industri keuangan berperan aktif dalam mewujudkan net zero emisi 

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dayan Ediana Ra mengatakan pembiayaan permanen mencapai 927 triliun rupiah pada tahun 2019, disusul 1,181 triliun rupiah pada tahun 2020.

Selanjutnya mencapai Rp 1,409 triliun pada tahun 2021 dan Rp 1,571 triliun pada tahun 2022. Pada tahun 2023 kembali mencapai Rp 1959 triliun

Dian mengatakan di Jakarta, Senin (16/9/2024) hal ini dipengaruhi oleh antusiasme regulator dan pemangku kepentingan sehingga perbankan semakin melirik aspek keuangan dari keuangan berkelanjutan.

Diana menjelaskan, realitas sebaran tersebut masuk dalam kategori pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam POJK 51/2017 dan POJK 60/2017 yang telah diubah dengan POJK 18/2023 tentang Pengertian Kegiatan Usaha Ramah Lingkungan (KUBL).

Sebagai tolok ukur kategori pembangunan berkelanjutan yang lebih spesifik, OJK telah menerbitkan Taksonomi Sumber Daya Hijau Indonesia (THI) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI), yang didalamnya terdapat definisi dan klasifikasi keuangan pembangunan berkelanjutan.

Oleh karena itu, kata dia, berdasarkan ketentuan dan pedoman tersebut, bank dapat menetapkan kategori tetap untuk setiap sektor dan subsektor.

Tantangan utama yang dihadapi keuangan berkelanjutan adalah koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, dukungan dan implementasi sektor riil di tingkat UMKM, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bank untuk memahami, menilai dan mempersiapkan pertumbuhan, perubahan dan mitigasi. Untuk berkontribusi pada pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan

Oleh karena itu, OJK akan terus memperbarui kebijakan untuk mendukung pencapaian net zero emisi (NZE) dan berupaya mendorong perbankan untuk meningkatkan alokasi kredit pada sektor yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sesuai dengan standar internasional dan persyaratan pemangku kepentingan.

“Diskusi dan koordinasi dukungan politik dengan kementerian terkait juga terus dilakukan, karena pencapaian tujuan nasional net zero emisi pada tahun 2060 atau lebih awal memerlukan kerja sama berbagai pihak untuk membangun landasan perekonomian yang berkelanjutan,” ujarnya.

Di masa lalu, keuangan berkelanjutan telah menjadi model keuangan yang menjadi daya tarik utama dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Tidak hanya aspek ekonomi, aspek lingkungan, sosial, dan manajerial juga mempunyai dampak yang luas

Di Indonesia, perekonomian berkelanjutan berperan penting dalam mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi Keuangan Berkelanjutan merupakan pendekatan keuangan yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ditambahkan ke

Andita Firseli Utami, peneliti ekonomi lingkungan dan pendiri ThinkPolicy, mengatakan pertimbangan sosial dan lingkungan berperan penting dalam pengambilan keputusan keuangan.

Pada Rabu (11/08/2023), Andita menyampaikan: “Pemahaman keuangan berkelanjutan adalah perekonomian, masyarakat, dan lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Indonesia memenuhi komitmen globalnya untuk melakukan transisi menuju zero emisi atau nol emisi karbon dengan mengurangi emisi karbon untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berupaya untuk mengurangi emisi karbon, dan jika masih terdapat sisa emisi maka akan diimbangi dengan upaya seperti penghijauan atau teknologi penyerapan karbon.

Perbankan mempunyai peran penting Andita mengatakan perbankan bukan hanya sekedar penyedia dana, namun juga agen perubahan dalam mendorong praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Andita mengatakan perbankan mempunyai peran dalam mendukung proyek-proyek yang fokus pada energi terbarukan, efisiensi energi, dan tata kelola perusahaan yang baik.

Peran perbankan dalam keuangan berkelanjutan menciptakan perubahan positif yang meluas dalam perekonomian

Saat ini, banyak bank di Indonesia yang telah mengadopsi praktik pembiayaan berkelanjutan, termasuk menerbitkan obligasi ramah lingkungan untuk mendukung proyek berkelanjutan. Namun, inklusi keuangan skala besar yang berkelanjutan masih menjadi tantangan

Andita mengatakan tantangan utamanya adalah memperluas praktik pembiayaan berkelanjutan untuk proyek-proyek besar yang berdampak langsung, seperti energi terbarukan. Ia menambahkan, peningkatan inklusi keuangan berkelanjutan menjadi salah satu tantangannya, terutama di pedesaan. 

Keberlanjutan finansial dan transisi menuju nol emisi sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan iklim. Laporan Bank Dunia, Hentikan Pemanasan Global: Menghadapi Iklim Baru, menyatakan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan suhu rata-rata global dan menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan konsekuensi lainnya.

Andita menjelaskan, memahami perubahan iklim dalam lingkungan keuangan yang berkelanjutan berkontribusi pada terciptanya situasi darurat yang dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan masa depan terkait perubahan iklim.

Kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan menuju nol emisi dengan target keuangan berkelanjutan dan tanggung jawab individu.

Menggarisbawahi pentingnya kolaborasi, Andra mengatakan: “Keuangan berkelanjutan membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau perusahaan, tetapi tanggung jawab bersama.”

Biaya yang diperlukan untuk melakukan proses transformasi sangat besar dan hingga saat ini dianggap terpisah atau berada di luar proses produksi dan konsumsi.

Di negara-negara berkembang di Asia, misalnya, ADB memperkirakan $1,7 triliun akan diinvestasikan setiap tahunnya untuk infrastruktur transmisi pada tahun 2030, kata Andita. .

Indonesia memiliki potensi besar untuk keuangan berkelanjutan di Asia Tenggara

Andita menambahkan, ekonomi berkelanjutan adalah pemberdayaan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang.

Indonesia dapat menjadi contoh positif dalam upaya global memerangi perubahan iklim dengan komitmen transisi menuju nol emisi.

happy Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Happy
0 %
sad Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Sad
0 %
excited Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Excited
0 %
sleepy Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Sleepy
0 %
angry Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Angry
0 %
surprise Upaya Perbankan Wujudkan Net Zero Emission, Sudah Lari atau Justru Jalan di Tempat?
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D