Tren Skincare 2024, Salah Satunya Inovasi Makanan Jadi Bahan Produk Perawatan Kulit
gospelangolano.com, Jakarta – Tren perawatan kulit berubah dengan cepat seiring semakin populernya. Meskipun perkembangan dari waktu ke waktu telah menciptakan tujuan kulit yang berbeda-beda, namun penekanan utamanya tidak hanya pada kulit bercahaya tetapi juga pada kulit yang sehat.
Wakil Presiden Penelitian & Pengembangan PT. Paragon Dr. Sari Chairunnisa, Sp. KK mengungkapkan, pengguna perawatan kulit sudah tidak lagi tergila-gila dengan produk pemutih kulit. “Masih ada (orang mencari produk perawatan pencerah kulit), tapi produk pelembab sedang naik daun,” ujarnya pada konferensi pers usai pembukaan Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) Expo dan Seminar di JIExpo Kemayoran di Jakarta pada Jumat. Rabu. ” , , 29 Mei 2024.
Lebih lanjut ia mengatakan, konsumen kini lebih memperhatikan perawatan kulit penghalang. “Beberapa tren lainnya adalah perawatan kulit mikrobioma dengan bahan eksotik,” ujarnya. “Beberapa bahan aktif yang sudah ada sejak lama, seperti vitamin C dan panthenol, masih diminati.”
Tak kalah penting, Dr Sari menggarisbawahi bahwa transparansi bahan baku juga penting untuk produk kecantikan. “Penting juga untuk meningkatkan keberagaman produk, terutama warna agar lebih representatif,” ujarnya.
Kepala Pemasaran PT Haldin Natirell Putri Happy KC mengatakan tren perawatan kulit saat ini adalah menggunakan makanan sebagai bahan baku produk perawatan kulit. “Salah satunya, kami sedang mengembangkan susu kambing untuk masuk ke pasar Indonesia (kosmetik) dan beberapa negara ASEAN,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Ia juga mengatakan bahwa kini penting bagi merek kecantikan untuk memiliki komitmen jangka panjang. Putrinya setuju, “Dr. Mikrobioma perawatan kulit yang disebutkan Sari sebelumnya juga sedang meningkat.
Direktur Penjualan PT Merapati Maharadika Listianawati Setio juga mengatakan perawatan kulit ramah mikrobioma menjadi salah satu tren produk perawatan kulit. Berdasarkan referensi tersebut, pada kesempatan terpisah, dokter spesialis kulit, Dr. S.K. Sulistyaningram, SP.KK menjelaskan, mikrobioma adalah virus, archaea, bakteri, dan jamur yang hidup bersama di kulit manusia.
“Ketidakseimbangan mikrobioma akan menimbulkan masalah pada kulit,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Pusat, 27 September 2022. Ia menjelaskan, sel mikrobioma setidaknya membentuk 70 persen tubuh manusia.
“Tingkat mikrobioma dalam tubuh bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,” ujarnya. “Ini termasuk genetika, lingkungan, pola makan sehari-hari, gaya hidup, dan hormon.”
Selain strukturnya yang berlapis, tubuh mengandung mikrobiota yang beragam, bergantung pada paparan sinar ultraviolet, tingkat pH, suhu, kelembapan, kandungan sebum, dan topografi. Oleh karena itu, kulit manusia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. “Permukaan wajah, dada, dan punggung berminyak. Kemudian kelembapan biasanya terdapat pada siku dan punggung siku, kemudian kekeringan terdapat pada lengan bawah dan telapak tangan,” jelas dr. Sulistya.
Ketidakseimbangan kadar mikrobioma akan menyebabkan berbagai penyakit kulit, seperti jerawat, dermatitis atopik, psoriasis, bahkan kanker kulit. Oleh karena itu, penting untuk merumuskan perawatan kulit yang ramah mikrobioma.
Seiring berkembangnya produk perawatan kulit, terdapat peningkatan penekanan pada penggunaan bahan baku lokal. Mohammed Kashouri, Deputi Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengatakan pihaknya menangani sekitar 700 izin edar produk baru setiap harinya.
“Sangat berarti,” ujarnya saat membuka ICI 2024, Rabu. “Melebihi Produk Global (berlaku izin edar BPOM).”
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan industri kosmetik akan tumbuh sebesar 43,11 persen pada periode 2020-2023. “Setelah industri makanan sebesar 17,2 persen, industri sektor pengolahan memberikan kontribusi sebesar 6,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB),” ujarnya.
Kashuri kemudian mengidentifikasi permasalahan terkait bahan baku kosmetik lokal. “Sembilan puluh persen masih impor,” ujarnya. Menurutnya, hal ini sangat disayangkan karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan.
“Tren global juga mengarah pada kosmetik tematik,” kata Kashuri. “Harapannya Indonesia tidak hanya menjadi pasar bahan (raw product) dari luar negeri. Mereka (perusahaan importir bahan baku) harus didorong untuk melakukan transfer investasi dan teknologi untuk memproduksi bahan dalam negeri”
Terkait hal itu, Menperin mengaku pihaknya siap membantu percepatan pengadaan bahan baku lokal. Menurutnya, “Ada kekuatan luar biasa dalam sifat kita.”
Agus juga meminta perusahaan multinasional mulai berinvestasi di Indonesia. “Potensi kita sangat besar. Dari 30 ribu jenis tanaman berkhasiat yang bisa diolah, hanya 350 jenis tanaman yang dimanfaatkan industri,” ujarnya.
Selain kosmetik berbahan baku lokal, Agus juga membahas kosmetik halal yang akan menjadi wajib dalam dua tahun ke depan. “Prospeknya luar biasa, terutama di pasar domestik dan internasional,” ujarnya.
Merujuk pada Laporan Pasar Halal Indonesia 2021/2022, ia mengatakan Indonesia merupakan konsumen produk Halal terbesar kedua di dunia setelah India. Oleh karena itu, kami juga memfasilitasi sertifikasi halal dan terus mendorong partisipasi industri lokal dalam pameran internasional untuk memperkenalkan produk halal, ujarnya.
Mereka mencoba mendiskusikan tantangan-tantangan di atas selama implementasi ICI. Tahun ini, lebih dari 200 perusahaan dalam dan luar negeri berpartisipasi dalam acara tersebut, dan menghadirkan 453 stand pameran. ICI juga memberikan booth gratis kepada 14 instansi pemerintah dan perguruan tinggi, serta 30 booth produk jadi kepada sebagian besar UKM perwakilan berbagai pemerintah daerah Percosmi.