Tim Liverpool U-18 Dua Kali Tinggalkan Lapangan karena Dugaan Rasisme
gospelangolano.com, JAKARTA – Liverpool menyerukan penyelidikan cepat dan menyeluruh setelah tim U-18 mereka meninggalkan lapangan untuk dua pertandingan di Jerman. Insiden itu terjadi setelah seorang pemain Liverpool mengaku melakukan pelecehan rasial terhadapnya dalam dua pertandingan tersebut.
Tim Liverpool U-18 keluar lapangan pada pertandingan pembuka Bundesliga Jumat (19/7/2024) melawan Hoffenheim setelah seorang pemain mengklaim dirinya menjadi sasaran rasisme.
Pada Sabtu (20/7/2024), tim U-18 Liverpool kembali keluar lapangan sebagai bentuk protes setelah mengklaim mereka dilecehkan saat pertandingan melawan Frankfurt. Permainan telah dibatalkan.
“Seorang anggota skuad Liverpool U18 kami dapat mengonfirmasi bahwa dia mendapat pelecehan rasial dari lawannya saat bermain di Bundesliga Youth Cup di Schwabisch Hall di Jerman pada hari Jumat,” demikian pernyataan Liverpool, seperti dilansir BBC.
Sang pemain segera memberi tahu ofisial pertandingan, rekan satu timnya, dan staf pelatih kami. Alhasil, manajemen LFC memutuskan untuk menghentikan pertandingan dan meninggalkan lapangan secara kolektif.
“Dalam insiden berikutnya pada pertandingan hari ini, pemain yang sama dianiaya selama pertandingan. Sekali lagi, pemain tersebut memberi tahu rekan satu timnya dan staf pelatih, dan tim manajemen kami kembali memilih untuk meninggalkan lapangan.”
Liverpool mengaku bangga dengan respons sang pemain saat melaporkan kejadian tersebut. Menurut Liverpool, sang pemain menunjukkan kedewasaan dalam meresponsnya.
Insiden tersebut merupakan kesalahpahaman setelah direktur olahraga Frankfurt Timo Harding berbicara dengan pemain yang dituduh melakukan perilaku rasis oleh klubnya.
“Kita bisa mengesampingkan rasisme, ini masalah bahasa,” kata Harding kepada surat kabar Jerman, Bild. Oleh karena itu kami berharap dapat menghindari kesalahpahaman dengan para pemain terkait dan mereka yang bertanggung jawab atas Liverpool FC.
Harding mengatakan bahwa rasisme tidak mempunyai tempat di Frankfurt dan mereka menanggapi tuduhan tersebut dengan serius.