Terjebak 10 Hari di Jurang, Ini Cara Cerdas yang Dilakukan Pendaki Agar Selamat
Liptan 6.com, Sebuah kejadian menarik terjadi di Jakarta, Taiwan, dimana seorang pendaki menemui nasib yang sulit. Pengalaman terjebak di jurang terpencil selama 10 hari memberinya pemahaman baru tentang kecerdasan dan kemampuannya bertahan hidup. Apa yang dilakukannya dalam keadaan yang penuh tantangan tidak hanya mengagumkan, namun juga menginspirasi kekuatan manusia dalam menghadapi kesulitan.
Terjebak dalam keterasingan, manusia harus mengandalkan naluri dan pengetahuan untuk bertahan hidup. Bagaimana cara mengambil tindakan terukur dan efektif untuk menghadapi keadaan darurat dalam kondisi terbatas tanpa sinyal telepon seluler? Kisah tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan seseorang menghadapi hal tak terduga di hutan.
Ketahanan dan kecerdikan seseorang adalah kunci untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa. Dengan menggunakan pengetahuan sehari-hari dan bahan-bahan yang tersedia, bagaimana para pendaki menemukan jalan keluar dari tebing yang mematikan? Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan dan selalu bersiap dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di hutan.
Untuk kronologi selengkapnya, Liptan6.com rangkum berikut ini dari berbagai sumber pada Sabtu (11/5).
Dalam kisah mencengangkan dari Taiwan, seorang pendaki tangguh selamat setelah terjebak di jurang terpencil selama sepuluh hari. Pada tanggal 12 April, seorang pria berusia 54 tahun bernama Zhuang dari Kabupaten Nantou di Taiwan tengah meninggal dalam kecelakaan saat mendaki sendirian di Gunung Phoenix.
Saat menjelajahi jalan setapak yang terpencil, Zhuang terpeleset dan jatuh ke jurang sedalam sekitar 10 meter. Akibat kecelakaan itu, kakinya terluka parah dan tidak bisa berjalan. Situasi ini semakin diperumit oleh kenyataan bahwa Tuan Zhuang tidak membawa ponsel dan tidak dapat menghubungi bantuan di lokasi terpencil.
Meski begitu, Tuan Zhuang tidak putus asa. Dia mengerahkan seluruh energinya untuk mencoba mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Dia melihat sekeliling dan melihat pipa yang memasok air ke daerah pemukiman terdekat dan tanaman talas raksasa dengan batang tebal dan daun besar.
Mantan tukang ledeng itu punya ide cemerlang. Dia memotong pipa air dengan pisau Swiss Army dan memblokir aliran air dengan talas, menyebabkan pasokan air ke koloni terputus. Kejadian ini berlangsung selama 10 hari tanpa ada yang mengetahuinya.
Sepuluh hari kemudian, warga sekitar mulai curiga ketika pasokan air mereka terputus. Ketika mereka menyelidiki masalah tersebut, mereka menemukan bahwa Zhuang terjebak di jurang. Selanjutnya, tim penyelamat pemadam kebakaran setempat turun gunung untuk menyelamatkan.
Meskipun kaki kanan dan pinggul kirinya terluka, Zhuang dalam keadaan sadar dan tanda-tanda vitalnya stabil ketika dia ditemukan. Ia segera dirawat di rumah sakit setempat.
Kisah ini tidak hanya menceritakan tentang keberanian dan kemampuan bertahan hidup masyarakat Zhuang, namun juga memberikan pelajaran berharga bagi para pendaki dan pecinta alam. Pihak pemadam kebakaran setempat memberikan peringatan tegas kepada pendaki agar tidak mendaki sendirian, membawa peralatan komunikasi yang sinyalnya bagus, serta membawa lampu depan, pakaian hangat, dan perlengkapan hujan agar tetap bertahan hidup.
Kisah-kisah seperti ini mengingatkan kita bahwa kecerdasan, ketahanan, dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar sangat penting ketika menjelajahi alam. Saya berharap cerita Pak Zhuang dapat menginspirasi kita semua untuk selalu memperhatikan keselamatan dan kehati-hatian saat menjelajah di alam liar.