Teori Konspirasi Kate Middleton Disebut Disebar Rusia
LONDON – Sebelum pengumuman bahwa Kate Middleton didiagnosis mengidap kanker, media sosial penuh dengan teori konspirasi tentang kesehatan dan keberadaannya. Beberapa spekulasi mengaitkannya dengan kampanye disinformasi di Rusia.
Martin Innes, pakar disinformasi digital yang berbasis di Universitas Cardiff di Wales, mengatakan kepada New York Times bahwa dari 45 akun media sosial yang memposting klaim tentang Kate, 42 di antaranya terkait dengan jaringan disinformasi yang menerbitkan konten yang mendukung Rusia dan menentang Ukraina.
“Ini menimbulkan reaksi emosional. Ceritanya dibingkai dalam konteks konspirasi, sehingga Anda bisa menarik perhatian orang-orang tersebut. Dan orang-orang yang mendukung keluarga kerajaan marah,” kata Innes, seperti dilansir majalah AS, Senin (1/4/2024).
Penelitian Innes sepertinya mengarah pada operasi disinformasi Rusia yang kemudian dikenal dengan nama Doppelganger. The New York Times melaporkan bahwa pada tahun 2017, Doppelganger dikaitkan dengan pembuatan situs web palsu yang meniru organisasi berita nyata di Eropa dan Amerika Serikat.
Foto/Kosmopolitan
Laporan ini muncul beberapa hari setelah The Telegraph di Inggris melaporkan pada tanggal 24 Maret bahwa Tiongkok, Rusia dan Iran menyebarkan disinformasi tentang istri Pangeran William dalam rencana untuk mengacaukan stabilitas negara.
Istana Kensington mengumumkan pada bulan Januari bahwa Putri Wales telah menjalani operasi bypass lambung untuk kondisi medis non-kanker. Dia akan kembali menjalankan tugas publiknya hanya setelah Paskah karena dia perlu pemulihan.
Pengamat kerajaan mulai berspekulasi tentang kesehatan Kate setelah berita tersebut. Ibu tiga anak ini pertama kali terlihat di depan umum sejak operasi perut pada awal Maret lalu saat ia mengendarai mobil bersama ibunya, Carole Middleton.