Starlink dan Masa Depan Digitalisasi Kesehatan di Wilayah Terpencil Indonesia

Read Time:2 Minute, 12 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Starlink, layanan Internet satelit yang dikembangkan oleh Space Explorer Technologies Corporation (SpaceX), resmi tersedia di Indonesia. SpaceX, sebuah perusahaan luar angkasa swasta Amerika yang didirikan oleh Elon Musk, menggunakan satelit rendah Bumi untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia, terutama di daerah terpencil.

Kehadiran Starlink di Indonesia diharapkan dapat mendongkrak digitalisasi sektor kesehatan. Tiga puskesmas di Denpasar, Klungkung, dan Maluku menguji coba layanan Internet berbasis satelit.

Associate Professor di Pusat Penelitian Data dan Demokrasi Monash, Dr. Arif Pardana menjelaskan, teknologi Starlink penting bagi dunia kesehatan karena latensinya yang rendah sehingga memungkinkan transmisi data dengan cepat.

Dr. Menurut Arif, teknologi ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Latensi rendah yang ditawarkan Starlink memungkinkan transmisi data lebih cepat dan efisien, yang sangat penting dalam situasi darurat dan pengelolaan informasi kesehatan.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang mendampingi Elon Musk meluncurkan layanan Internet Starlink mengatakan kehadiran Starlink akan membantu digitalisasi sekitar 3.000 puskesmas di Indonesia.

Budi berpendapat, konektivitas internet yang bisa menjangkau Pusat Kesehatan Masyarakat (3T) di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil akan membuat proses digitalisasi semakin lancar.

Dengan konektivitas Internet Starlink, puskesmas di wilayah 3T dapat terhubung lebih baik dan memiliki akses layanan kesehatan digital yang lebih efisien dan efektif. Hal ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

Konferensi pers Monash Center for Data and Democracy Research, Minggu 26 Mei 2024 Health World Bahas “Digitisasi Kesehatan dan Masuknya Starlink Indonesia”. Digitalisasi: Misalnya digitalisasi rekam medis (EMR). Konversi rekam medis dari kertas ke digital untuk akses dan pencatatan yang lebih efisien. Digitalisasi: misalnya Sistem Informasi Rumah Sakit (HIS). Meningkatkan efisiensi operasional dengan mengotomatiskan proses manajemen rumah sakit menggunakan teknologi digital. Transformasi Digital: Kasus Telemedis. Mengubah cara pasien dan dokter berinteraksi satu sama lain melalui konsultasi virtual, menyediakan akses komprehensif terhadap layanan medis.

Pada kesempatan yang sama, Associate Professor Kesehatan Masyarakat Monash University, Indonesia, Dr. Grace Wange menjelaskan perlunya transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di dunia perawatan kesehatan.

“Data kesehatan tidak dapat dikumpulkan secara akurat sehingga tidak dapat digunakan secara cepat oleh petugas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil,” kata Grace.

Jika melihat permasalahan yang diangkat oleh Office of Digital Transformation, yaitu kantor yang khusus menangani transformasi kesehatan digital, Grace mengatakan masih terdapat tantangan dalam digitalisasi dan digitalisasi.

“Masih ada beberapa langkah yang harus kita tempuh untuk mencapai transformasi digital secara menyeluruh, karena permasalahan kita masih mengubah pencatatan berbasis kertas menjadi digital karena akses internet masih terbatas,” imbuhnya.

Starlink membantu menyediakan internet digital, terutama di wilayah tanpa akses internet, untuk mempercepat transformasi digital. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Restrukturisasi Berakhir, OJK Sebut Risiko NPL Masih Terjaga
Next post 403