Stanford University Mulai Bangun Kampus di IKN Mei 2024
gospelangolano.com, Jakarta – Ibukota Kepulauan (IKN) yang terletak di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, akan memiliki sejumlah kampus universitas bertaraf internasional. Salah satu yang sudah menyatakan komitmennya dalam membangun kampus IKN adalah Stanford University asal Amerika Serikat (AS).
Ketua Badan IKN Bambang Susantono menjelaskan pada Mei 2024, Stanford University akan memulai pembangunan kampus di ibu kota nusantara itu.
“Kami juga menggandeng sekolah internasional ternama yaitu Stanford University, kami berharap mereka mulai membangun kampusnya pada Mei,” kata Bambang, dilansir Antara, Jumat (03/08/2024).
Universitas Stanford mulai membangun kampus riset pertama kali di IKN. Kehadiran Stanford University di IKN akan menimbulkan efek bola salju atau mendorong kampus ternama lainnya untuk ikut berpartisipasi. 8 Komitmen terhadap kampus
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otoritas IKN Mohammed Ali Berawi mengatakan, ada sekitar 8 kampus internasional seperti Leiden University, Delft, Rotterdam dari Belanda, lalu dari Finlandia ada beberapa kampus dan lain sebagainya yang siap ikut serta. IKN.
“Karena kita menyiapkan program yang berbeda-beda dan berstandar internasional, banyak institusi yang menginginkan IKN menjadi laboratorium hidup,” kata Bambang.
Menurutnya, semua metode baru dalam perencanaan kota dan wilayah dicoba dan diuji di IKN, seperti solusi alami, kota mana yang disesuaikan dengan anak dan gender, kota mana yang memiliki sistem transportasi cerdas (ITS), dan sebagainya. pada.
Misalnya saja PBB yang mempunyai 13 unit di bawahnya mendukung langsung IKN.
“Saya ingin sampaikan bahwa dunia internasional mulai masuk ke IKN, dalam hal memandang ilmu pengetahuan,” kata Bambang.
Memperhatikan Lampiran II terkait Rencana Induk IKN dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, maka prinsip-prinsip inti pendidikan di KIKN secara keseluruhan akan fokus pada filosofi pendidikan abad 21 yang sejalan dengan visi pendidikan pada KIKN. Yaitu membangun ekosistem pendidikan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan talenta masa depan di klaster ekonomi, serta menjadi model penyelenggaraan pendidikan tinggi dan peningkatan taraf hidup.
Arah perencanaan, pemikiran dan kebijakan pendidikan di lingkungan IKN (KIKN) didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu. bahwa intervensi pada tingkat pendidikan profesi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan keterampilan pada klaster pekerjaan baru, karena sekitar 60 persen dari perkiraan pekerjaan pada tahun 2045 bersifat profesional.
Penting juga untuk meningkatkan ketersediaan pendidikan menengah di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) dan manajemen untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan dan inovasi kelompok ekonomi masa depan.
Pendidikan K-12 yang berkualitas menjadi kriteria utama untuk menarik minat warga negara dalam dan luar negeri untuk melakukan relokasi dan merupakan prasyarat yang harus ada di IKN.
Sebelumnya, Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menerima proposal 8 pilot project Program Kemitraan Pemerintah dengan Unit Usaha (KPBU) untuk proyek perumahan.
Berdasarkan hasil Feasibility Study (FS), total nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 50 triliun.
Wakil Direktur Keuangan dan Investasi IKN Agung Vicaksono mengatakan, saat ini terdapat 8 pengusaha dari investor yang sudah disusun proposalnya dan telah menyelesaikan proses studi kelayakan.
“Nah, para peminat ini bisa menjadi penantang atau penantang dalam proses penawaran. Sebab salah satu prinsip KPBU ini adalah kompetisi. Makanya kita adakan kompetisinya hari ini,” kata Agung di Jakarta, Kamis (3/7/2024).
Delapan promotor proyek tersebut adalah Konsorsium Nusantara (RBN CCFG), Konsorsium Trinity, Nindia Karia, Intiland, Ciputra, IJM Corporation Berhad Malaysia, Makim Properties dan Sumarecon, yang menurutnya belum ikut serta.
Agung memperkirakan potensi nilai investasi yang dapat ditanamkan pada proyek awal di bidang perumahan sebesar Rp 50 triliun. Namun angka tersebut belum bisa dipastikan karena masih dalam tahap studi kelayakan.
Tapi sekali lagi tahap feasibility study dengan peran konsultan yang ditunjuk Kemenkeu dari PT SMI sekarang sedang dievaluasi,” ujarnya.
“Kemudian setelah itu akan dilakukan tender. Yang berminat menjadi penantang juga ikut tender ini. Tapi apakah nilainya pasti Rp5 triliun atau Rp50 triliun, tergantung hasilnya,” pungkas Agung.