Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024

0 0
Read Time:3 Minute, 31 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Kementerian Keuangan mengumumkan pemerintah pusat mengeluarkan dana bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 70,5 triliun pada Mei 2024.

Menteri Keuangan (Menkeu) Shri Mulyani Indrawati mengatakan belanja bantuan sosial mengalami peningkatan sebesar 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Meningkat 12,7 persen dibandingkan bansos tahun lalu sebesar Rp62,5 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN edisi Juni 2024, Kamis (27/6/2024).

Penyaluran bantuan sosial Kartu Sembako dua bulanan antara bulan Mei dan Juni 2024 efektif dalam peningkatan ini. Informasi penggunaan bantuan sosial negara per Mei 2024 adalah sebagai berikut:

• Kemensos Rp 37,4 triliun: penyaluran PKH 10 juta KPM dan kartu sembako 18,7 juta KPM

• Kemenkes Rp 19,3 triliun: bantuan iuran PBI JKN kepada 96,8 juta peserta

• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R. 11,9 triliun: Bantuan PIP untuk 8 juta mahasiswa dan 766,7 ribu mahasiswa di perguruan tinggi KIP

• Kementerian Agama Rp. 1,6 triliun: bantuan PIP untuk 1,5 juta mahasiswa dan KIP kuliah untuk 47 ribu mahasiswa

• BNPB Rp 0,1 triliun: Respons mendesak terhadap konflik Israel dan perang dagang APBN harus bekerja keras

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Shri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian global masih penuh ketidakpastian dan geopolitik masih menjadi faktor risiko terbesar.

Hal ini akan mempengaruhi kinerja kerja keras APBN dalam menjalankan fungsi distribusi, stabilisasi, dan distribusi untuk melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

“Dalam perspektif global, eskalasi konflik dan pertikaian antar negara masih terus meningkat, bahkan meningkat setiap bulannya,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KiTa APBN di Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024.

Menurut dia, konflik dan ketegangan antar negara seperti perang di Ukraina, krisis Timur Tengah, dan persaingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok terus meningkat. Situasi ini terus menimbulkan ketegangan.

“Saya tidak tahu apakah karena siklus pemilu di masing-masing negara atau karena suasana yang semakin memanas,” ujarnya.

Akibatnya, situasi ini menyebabkan dampak ketidakpastian global sangat tinggi, perubahan kebijakan industri dan perdagangan serta investasi dari berbagai negara juga mempengaruhi perekonomian dunia.

Menkeu mencatat berbagai negara melakukan upaya preventif untuk melindungi kepentingan nasionalnya, baik dari segi industri yang dianggap strategis maupun dari segi perekonomian nasionalnya.

Misalnya, Amerika menerapkan UU CHIPS untuk melindungi industri dalam negeri dan menurunkan inflasi. Eropa juga membuat rencana industri Green Deal dan CBAM serta menerapkan insentif terkait manufaktur di India dan larangan ekspor mineral penting dari Tiongkok, serta menerapkan UU K-CHIPS di Korea.

Di sisi lain, dalam 5 tahun terakhir terjadi perubahan signifikan dalam hubungan antar negara dan keadaan hubungan antar negara di tingkat global.

Ketika ketegangan dan persaingan antar negara meningkat, jumlah sanksi dan pembatasan perdagangan pun meningkat.

“Pada tahun 2019, jumlah sanksi dan pembatasan perdagangan meningkat dari 982 langkah menjadi 3.000 langkah, yang akan menciptakan ketegangan lebih lanjut yang pada akhirnya akan melemahkan kondisi perdagangan dan investasi global,” ujarnya.

Dalam situasi seperti ini, peran lembaga-lembaga global berangsur-angsur melemah karena masing-masing negara cenderung bertindak secara unilateral dan melakukan perundingan bilateral.

 

 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Shri Mulyani Indrawati mengatakan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan saldo awal juga akan dipertahankan hingga Mei 2024. Dalam catatannya, pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.123,5 triliun.

“Pendapatan anggaran hingga akhir Mei saat ini sebesar Rp1.123,5 triliun yang berasal dari pajak, PNBP bea cukai, dan hibah. Artinya kita sudah mencapai 40,1 persen dari target APBN tahun ini,” kata Sri Mulyani dalam siaran pers APBN KiTa. konferensi. Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Menurut dia, kinerja APBN pada Mei cukup baik secara persentase. Dan jika kita melihat pertumbuhan, terdapat penurunan tahunan sebesar 7,1 persen.

“Ini yang perlu diingat pada tahun 2022-2023, kenaikan harga yang utama di tahun 2022 adalah pertumbuhan komoditas tersebut sangat tinggi. Jadi perpajakan dan penerimaan PNBP sangat tinggi, itu yang pasti kita butuhkan. terdidik,” ujarnya.

 

 

Di sisi lain, realisasi belanja negara (BPP) pusat hingga Mei 2024 meningkat sebesar 14 persen secara tahunan menjadi Rp1.145,3 triliun atau 34,4 persen dari pagu anggaran.

Artinya, kita telah menghabiskan seluruh belanja pemerintah yaitu 34,4 persen dari total anggaran APBN, ujarnya.

Di sisi lain, neraca primer mengalami surplus sebesar Rp184,2 triliun. Namun defisit anggaran secara keseluruhan sebesar Rp21,8 triliun atau 0,10 persen terhadap PDB.

“Karena defisit anggaran biasanya diukur dalam persentase terhadap PDB.” 

happy Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Happy
0 %
sad Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Sad
0 %
excited Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Excited
0 %
sleepy Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Sleepy
0 %
angry Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Angry
0 %
surprise Sri Mulyani: Anggaran Bansos yang Digelontorkan Rp 70,5 Triliun hingga Mei 2024
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D