Spesifikasi Rudal Jelajah Scalp Prancis, Bikin Rusia Ketar-ketir
JAKARTA: Presiden Emmanuel Macron berjanji akan mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk melawan Rusia. Hal ini diambil di sela-sela KTT NATO baru-baru ini di Lituania.
Saat itu, mata publik langsung tertuju pada kembang api. Alasannya, dalam arti tertentu, adalah bahwa rudal pindaian Perancis paling cocok untuk gagasan Macron dan kepentingan Ukraina.
Fitur rudal Scalp Prancis memungkinkan Ukraina meningkatkan perlawanannya terhadap Rusia atau mengubah kondisi di medan perang. Secara umum, rudal jelajah ini memiliki jangkauan 250 km dan daya hancurnya luar biasa. Alhasil, ancaman terhadap Rusia bukan sekadar intimidasi.
Berikut detail roket Scalp French dilansir Aljazeera, Rabu (13/3/2024):
Hulu ledaknya berupa peluru kendali seberat 1.300 kilogram, dilengkapi alat peledak konvensional. Rudal ini biasanya ditembakkan dari pesawat seperti Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Inggris atau Rafale Prancis.
Diproduksi oleh pabrikan Eropa MBDA, Scalp adalah senjata jarak jauh yang dikirim ke Kyiv sejauh ini, hingga tiga kali lipat kekuatan Ukraina, sebelum dikirim ke Storm Shadow Inggris pada bulan Mei 2023. Rudal Scalp Prancis dapat menyerang sasaran jauh di Rusia timur. Menempati Ukraina di belakang garis depan tersisa selama beberapa bulan.
MBDA mengatakan di situs webnya bahwa Scalp dirancang untuk menghancurkan objek atau kontrol yang bergerak tinggi seperti bunker dan sistem kritis. Rudal tersebut terbukti efektif dalam banyak konflik, termasuk perang di Irak, Libya, dan Suriah.
Berapa harga roket Prancis?
Roket Prancis menggunakan navigasi GPS inersia dan koordinat geografis untuk memetakan targetnya guna menghindari penangkapan musuh. Roket ini juga menggunakan kamera inframerah untuk membandingkan gambar yang diambil dengan gambar yang disimpan untuk memastikan serangan yang akurat dan kerusakan tambahan yang minimal.
Hulu ledak tersebut dapat dirancang untuk meledakkan target selama atau setelah intrusi, kata MBDA. “Kemampuan ini sangat penting bagi pasukan Ukraina dalam mengganggu transportasi serta komando dan kendali Rusia,” kata Ivan Klyszcz, peneliti di Pusat Pertahanan dan Keamanan Internasional di Estonia.
Serangan rudal Scalp Cruise Perancis dapat membantu militer Ukraina untuk memperlambat kecepatan guna melindungi pasukan dan mengurangi korban jiwa sebanyak mungkin.
Namun, pernyataan Macron mengindikasikan bahwa Ukraina telah berjanji untuk menggunakan rudal Scalp Prancis di wilayahnya untuk tujuan pertahanan, bukan untuk menembak ke wilayah Rusia.