Sektor Manufaktur Mulai Pulih, Ekonom Ungkap Beberapa Tantangan ke Depan

Read Time:1 Minute, 15 Second

JAKARTA – Teku Rifki, Ekonom Universitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Indonesia (LPEM), mengatakan perkembangan sektor manufaktur di Indonesia mulai membaik pascapandemi Covid-19. 19 pandemi dan menunjukkan pertumbuhan positif.

“Sektor manufaktur merupakan penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) perekonomian Indonesia,” kata Rifki.

Namun, Rifki menegaskan, posisi kritis sektor manufaktur mengalami beberapa tantangan yang membuat kinerjanya tidak optimal. Baca juga: Kinerja positif manufaktur Indonesia menentang deindustrialisasi

“Kalau dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada beberapa hal, baik dari daya saing tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, investasi masuk, lingkungan persaingan usaha, infrastruktur dan masih banyak lagi faktor lainnya,” ujarnya.

Menurut Rifki, terdapat berbagai kebijakan yang dikeluarkan berbagai kementerian atau lembaga negara yang berdampak negatif terhadap kinerja sektor manufaktur itu sendiri.

“Saya belum sebutkan kementeriannya secara khusus, tapi banyak kebijakan baik dari sisi regulasi, investasi, perbaikan infrastruktur, kemudahan berusaha, maupun regulasi terkait, misalnya pembebasan lahan, yang industri nasionalnya” punya dampak negatif. jelas Rifqi.

Rifki juga mencatat, kebijakan fiskal Indonesia seperti bea masuk dan lainnya berperan dalam daya saing sektor industri manufaktur Indonesia. “Dari segi bea masuk tentu berdampak pada daya saing industri dalam negeri,” tambah Rifqi.

Dalam konteks ini, menurutnya, pemerintah Indonesia perlu mengekspos sektor industri dalam negeri agar mampu bersaing dengan industri asing, namun pemerintah harus jelas dalam memberikan insentif agar industri dapat bersaing lebih baik.

Rifqi menyimpulkan: “Industri kita harus menghadapi persaingan dengan produk luar negeri secara insentif. Namun bukan berarti harus dilindungi sepenuhnya, sehingga harus diekspos dari sudut pandang kompetitif dalam kondisi global”. pungkas Rifki.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Begini Cara Nonton Timnas Indonesia U-23 Vs Guinea Secara Live Streaming
Next post Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Rabu 8 Mei 2024, Menyala!