Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024

0 0
Read Time:3 Minute, 10 Second

gospelangolano.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jakarta Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan rencana pembatasan BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024. PT Pertamina (Persero) pun angkat bicara soal langkah persiapannya.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya akan menyalurkan subsidi BBM secara tepat sasaran jika diminta oleh pemerintah. Ia mengaku sudah melakukan beberapa langkah persiapan. “Pertamina akan mematuhi arahan pemerintah dan upaya yang telah dan terus dilakukan Pertamina untuk memberikan subsidi yang sesuai antara lain,” kata Fajar dalam keterangannya saat dikonfirmasi, Rabu (7/10/2024).

Beberapa langkah tersebut antara lain, pertama, Pertamina menggunakan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM bersubsidi di SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli memenuhi persyaratan. Pertamina telah mengembangkan sistem alert yang mengirimkan peringatan pengecualian dan dipantau langsung dari command center Pertamina.

“Melalui sistem ini, data transaksi yang tidak wajar seperti pengisian solar lebih dari 200 liter untuk mobil atau pengisian BBM bersubsidi untuk kendaraan yang belum mendaftarkan nomor polisi (nopol) akan langsung terlacak oleh Pertamina,” ujarnya. .

Sejak penerapan tanda pengecualian ini pada 1 Agustus 2022 hingga triwulan I 2024, Pertamina telah mampu mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai USD 281 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun.

Kedua, program penguatan fasilitas digitalisasi dan fasilitas SPBU. Pertamina menegaskan komitmennya untuk melakukan digitalisasi seluruh SPBU Pertamina yang menjangkau lebih dari 8.000 SPBU, termasuk SPBU di daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar (3T).

“Hasilnya, sejauh ini 82 persen SPBU sudah terhubung di seluruh negeri. Semakin banyak SPBU yang terhubung dengan sistem digitalisasi Pertamina, maka akan semakin mudah dalam melacak dan mengawasi pendistribusian BBM bersubsidi,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Fajar mengatakan, ada langkah ketiga yakni mempererat kerja sama dengan aparat penegak hukum (APH). Terutama untuk memperkuat pengawasan dan menindak penyalahgunaan BBM bersubsidi yang tidak dimaksudkan.

Keempat, Pertamina mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam program subsidi yang memenuhi syarat secara online untuk mengidentifikasi konsumen yang memenuhi syarat dan memantau konsumsi JBT Solar dan JBKP Pertalite.

“Pada tahun 2023, Pertamina mampu mengendalikan penyaluran JBT Solar dan JBKP Pertalite sehingga realisasi penyalurannya berada di bawah kuota yang ditetapkan pemerintah. Realisasi penyaluran tahun 2023 untuk JBT Solar Oil sebesar 17,4 juta kiloliter (KL) dan JBKP Pertalite sebesar 30,0 juta KL,” tutupnya.

 

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Dikatakan pembatasan akan dimulai pada 17 Agustus 2024.

Diketahui, ada rencana pembatasan penggunaan Pertalite dari bahan bakar jenis khusus (JBKP). Namun kebijakan tersebut masih menunggu finalisasi aturan yang mengacu pada revisi PD 191/2014.

Dia mengatakan pembatasan tersebut merupakan cara untuk mengurangi konsumsi dan polusi yang diakibatkannya. Menurutnya, hal ini seiring dengan peralihan dari bahan bakar ke bioetanol.

Lalu ada persoalan penggunaan bensin, sekarang kami berencana segera mempromosikan bioetanol sebagai pengganti bensin, kata Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, menurut Rabu (7/10/2024).

Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah polusi udara. Ia mengatakan dalam konteks inilah efisiensi fiskal akan tercipta.

“Jadi pencemaran udara juga bisa cepat berkurang, karena sulfur ini di atas 500 ppm ya, kita ingin sulfurnya 50 ppm. Nah, sekarang sedang ditangani oleh Pertamina. Jadi kalau semuanya berjalan baik dari situ, saya kira kita bisa lebih berhemat,” ujarnya.

Menteri Koordinator Luhut mengatakan PT Pertamina (Persero) sudah mulai mempersiapkan penerapan pembatasan tersebut. Ia berharap pada 17 Agustus 2024, masyarakat yang tidak berhak menerima subsidi sudah tidak bisa lagi memanfaatkannya.

Pemberian subsidi yang tidak tepat sekarang sedang disiapkan oleh Pertamina dan saya berharap tanggal 17 Agustus kita mulai dari mana kita akan mengurangi masyarakat yang tidak berhak menerima subsidi, disitulah kita akan menghitungnya, ”ujarnya.

Dengan pembatasan tersebut, akunya, akan menurunkan kadar belerang penyebab pencemaran udara. Dampaknya, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pun menurun.

“Dan juga akan menghemat (biaya) kesehatan hingga Rp 38 triliun tambahan pembayaran BPJS. Jadi sebenarnya banyak sekali persoalan efisiensi di negeri ini yang kini diselesaikan secara bertahap,” tegasnya.

happy Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Happy
0 %
sad Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Sad
0 %
excited Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Excited
0 %
sleepy Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Sleepy
0 %
angry Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Angry
0 %
surprise Sederet Persiapan Pertamina Batasi Beli BBM Subisidi mulai 17 Agustus 2024
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D