Salah Tangkap Warga Gaza, Israel hanya Bermodalkan Google Foto
JAKARTA – Seringnya terjadi pendudukan ilegal di Jalur Gaza dan Palestina semakin memperumit konflik. Ternyata militer Israel menggunakan fitur identifikasi Google Foto yang sama.
The New York Times melaporkan Sabtu (30/3/2024) bahwa intelijen militer Israel menggunakan program pengenalan wajah eksperimental di Gaza. Warga sipil Palestina belum teridentifikasi karena hubungan mereka dengan Hamas. Google Foto dikatakan telah berpartisipasi dalam pelaksanaan program tersebut. Padahal dianggap tidak menjalin kerja sama langsung dengan perusahaan.
Program pengawasan yang sebelumnya digunakan untuk menemukan sandera Israel di Gaza telah diperluas untuk menangkap siapa pun yang terkait dengan Hamas atau kelompok bersenjata lainnya. Mengingat kondisi tersebut Teknologi ini terbukti mempunyai kelemahan. Program ini menggunakan teknologi dari perusahaan swasta Israel Corsight, yang berkantor pusat di Tel Aviv.
Pada awalnya, dia berjanji bahwa sistem pelacakannya dapat mengidentifikasi dengan tepat orang-orang yang sebagian wajahnya tertutup. Situasi di lapangan menunjukkan bahwa tentara Israel seringkali kesulitan mengidentifikasi wajah yang buram, tidak jelas, atau terluka. Menurut para pejabat, teknologi Corsight seringkali tidak akurat. Dan ada kasus seorang Palestina yang diidentifikasi tidak ada hubungannya dengan Hamas.
Tiga pejabat Israel mengatakan partainya telah memulai penggunaan Google Foto untuk melengkapi teknologi Corsight. Pejabat intelijen dikatakan telah mengunggah database orang-orang yang diketahui tertarik dengan layanan Google, sehingga mereka dapat menggunakan fitur pencarian gambar di aplikasi tersebut mereka adalah bagian dari aparat pengawasan Seorang pejabat mengatakan kemampuan Google untuk mencocokkan bentuk tak kasat mata lebih unggul dibandingkan Corsight.
Juru bicara Google mengonfirmasi kepada Engadget bahwa produk tersebut hanyalah sekelompok foto yang ditambahkan pengguna sebagai bagian dari sebuah file. Ini membantu mengatur foto dengan mengelompokkan foto serupa. Jadi pengguna bisa menandai orang untuk menemukan foto lama. dengan mudah Itu tidak mengidentifikasi orang yang tidak teridentifikasi dalam gambar tersebut,” tulis Google.
Salah satu pria yang ditahan dengan identitas palsu melalui program pengawasan adalah penyair Mosab Abu Toha. Dia mengatakan dia ditepikan di sebuah pos pemeriksaan militer di Jalur Gaza utara. Saat keluarganya mencoba mengungsi ke Mesir Dia diborgol dan ditutup matanya. Ia kemudian diinterogasi selama dua hari sebelum akhirnya dibebaskan. Sebelum dibebaskan, pihak militer menyebut penangkapan tersebut merupakan sebuah kesalahan.
Saat dipenjara Toha mengatakan dia mendengar seseorang mengatakan bahwa tentara Israel menggunakan teknologi baru untuk melawan kelompok yang dia penjarakan.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar