Rupiah Terpuruk Hari Ini, Tembus 15.803 per USD

Read Time:4 Minute, 6 Second

gospelangolano.com, Jakarta Rupee dibuka melemah terhadap dolar AS pada Selasa. Rupee melemah akibat sentimen terkait suku bunga AS dan diperkirakan tidak akan melemah dalam waktu dekat.

Rupee melemah 3 poin atau 0,02 persen terhadap dolar AS pada awal perdagangan dari sebelumnya Rs 15.800 menjadi Rs 15.800. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengutip Antara, Selasa (26-04-2024): “Pelaku pasar masih mencermati tindakan Federal Reserve yang tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.”

Pasalnya, data inflasi masih berada di atas target 2% dan data perekonomian AS lainnya masih positif.

Data perumahan AS yang dirilis tadi malam, termasuk data jumlah izin mendirikan bangunan, masih menunjukkan pertumbuhan dari bulan ke bulan. Hal ini menunjukkan perekonomian AS masih kuat dan mampu mengendalikan inflasi AS pada tingkat yang tinggi.

Di sisi lain, menyusul total kemarin sebesar 50 miliar yuan, Bank Rakyat Tiongkok menginvestasikan kembali likuiditas melalui reverse repo 7 hari pagi ini, dengan skala hingga 150 miliar yuan.

Infus harus bereaksi positif terhadap aset berisiko seperti rupee. Indeks saham Asia juga menguat pagi ini. Perkiraan Rupee

Nilai tukar rupiah juga bisa bergerak baik jika menguat terhadap dolar AS setelah melemah hingga ke level resistance Rp 15.800 terhadap dolar AS. Ariston memperkirakan, rupee berpotensi menguat hingga Rp 15.750 terhadap dolar AS, atau terdepresiasi hingga Rp 15.830 hingga Rp 15.850 terhadap dolar AS.

Sebelumnya, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) menyatakan tahun 2023 akan menjadi tahun dengan peredaran modal atau uang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Jalin Payment Nusantara merupakan perusahaan fintech yang mengelola layanan jaringan pertukaran LINK.

CEO Jalin Payment Nusantara Ario Tejo Bayu Aji menjelaskan total belanja pada 2023 mencapai Rp 1,101 triliun, mengutip data Bank Indonesia.

Ario mengatakan pada acara buka puasa dan media yang digelar di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (25/3): “Daerah ini memiliki kebutuhan modal tertinggi pada tahun 2023, mencapai Rp 1,101 triliun, dan meningkat sebesar 7% antar daerah.” . /2024).

Ia mengatakan angka tersebut merupakan perkembangan yang wajar mengingat mata uang masih menjadi pilihan transaksi masyarakat di seluruh negeri.

Hal ini terlihat dari data Global Payments Report yang menunjukkan bahwa uang tunai merupakan metode pembayaran paling umum di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu sebesar 45%.

Disusul transaksi dompet digital (e-wallet) sebesar 28%, disusul transaksi kartu debit dan kredit masing-masing sebesar 11%.

Selain itu, Alat Pembayaran Kartu (APMK) masih meningkat sebesar 1% year-on-year, volume penarikan meningkat signifikan sebesar 4%, dan volume transaksi meningkat sebesar 9%.

“Sementara transaksi transfer antar bank sebesar 119% dan transaksi transfer antar bank sebesar 114%,” jelasnya.

Selain uang, perdagangan digital juga mengalami pertumbuhan yang sangat besar. Yang lainnya adalah perdagangan dengan platform Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), yang tumbuh 130% YoY dalam Rupiah. Jumlahnya akan mencapai $294 miliar pada tahun 2023.

Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian atau jumlah uang beredar (M2) tumbuh baik pada Februari 2024. Luas M2 pada Februari 2024 sebesar Rp8.739,6 triliun, meningkat year-on-year sebesar 5,3%, masih stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,4% (year-on-year).

“Keberhasilan ini disebabkan oleh peningkatan peredaran mata uang sempit (M1) sebesar 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya dan peningkatan peredaran uang kuasi sebesar 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya,” Erwin Haryono, Deputi Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, katanya pada hari Jumat, 22 Maret 2024).

Erwin menjelaskan, perbaikan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan dana di luar bank umum dan BPR, serta cadangan rupee yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Peredaran dalam negeri pada Februari 2024 sebesar Rp 911,7 triliun, meningkat year-on-year sebesar 12%, sedangkan pada Januari 2024 meningkat sebesar 10,3% year-on-year.

Tabungan rupee yang mudah ditarik menyumbang 46,6% dari M1 dan mencapai Rp 2.235,1 triliun pada bulan Februari 2024, tumbuh 3,9% tahun-ke-tahun setelah naik 3,8% tahun-ke-tahun pada bulan lalu.

Selanjutnya simpanan Rupee mencapai Rp 1.644,8 triliun, naik 3,5% year-on-year setelah naik 3,6% year-on-year pada bulan lalu.

Selain itu, pada bulan Februari 2024, Bank Indonesia mencatat bahwa mata uang kuasi menyumbang 44,8% dari M2 sebesar Rp3.917,7 triliun, naik 5,3% year-on-year setelah kenaikan year-on-year sebesar 6,1% pada Januari 2024.

“Secara bulanan, pendapatan dalam laporan meningkat 5,3%, menyusul pertumbuhan 5,8% pada Januari 2024, sementara pertumbuhan devisa meningkat 8% dari tahun ke tahun,” kata Owen.

Sebaliknya, tabungan lainnya mengalami kontraksi 0,8% tahun-ke-tahun setelah mengalami kontraksi 1,3% tahun-ke-tahun di bulan sebelumnya.

Lebih lanjut, Owen mengatakan perbaikan M2 pada Februari 2024 terutama disebabkan oleh membaiknya alokasi kredit. Alokasi kredit tumbuh 11,0% year-on-year pada Februari 2024, masih stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5% (year-on-year).

Sebaliknya, ekspor bersih naik 2,3% tahun-ke-tahun setelah naik 4,8% tahun-ke-tahun di bulan sebelumnya. Sementara itu, tagihan bersih pemerintah pusat (Pempus) turun 1,0% year-on-year setelah naik 1,9% year-on-year pada Januari 2024.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kualifikasi Piala Dunia 2026: Shin Tae-yong Optimistis Timnas Indonesia Menang Lawan Vietnam
Next post Ketahui Apa Itu Batu Ginjal dan Cara Pengobatannya