Rupiah Langsung Anjlok Usai AS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi, Bisa Tahan Sampai Berapa?
gospelangolano.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan akhir pekan ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupee menyusul rilis data pertumbuhan pasar Amerika Serikat (AS) kuartal II 2024 yang lebih kuat dari perkiraan.
Pada Jumat (26/7/2024) pagi, rupee dibuka menguat 38 poin atau 0,23 persen pada level 16.250 hingga 16.288 terhadap dolar AS.
“Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap penguatan dolar AS setelah data PDB menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan,” kata analis keuangan Lukman Leong, melalui Antara.
Luckmann mengatakan ekonomi AS tumbuh 2,8 persen pada kuartal kedua tahun 2024, sekitar 2 persen di atas perkiraan para analis dan ekonom.
Namun ekspektasi para analis, ekonom, dan pelaku pasar saat ini belum berubah meski pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi dari perkiraan. Banyak yang meyakini Bank Sentral AS atau The Fed akan memangkas suku bunga acuan atau federal fund rate pada rapat dewan pertengahan September 2024.
Selain itu, investor menunggu data inflasi pajak penghasilan pribadi (PCE) AS untuk bulan Juni 2024 malam ini. PCE inti AS diperkirakan meningkat 0,1 persen bulan ke bulan (mom) dan 2,5 persen tahun ke tahun (yoy).
Lukman Leong memperkirakan rupee akan bergerak pada kisaran 16.225 hingga 16.350 per dolar AS pada hari ini.
Bank Indonesia mengaku optimis terhadap kinerja nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupee diperkirakan akan mengalami tren kuat dalam beberapa bulan mendatang.
Direktur Grup Pengelolaan Aset Keuangan dan Sekuritas Indonesia (DPMA), Ramdan Denny Prakoso mengatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah adalah penurunan suku bunga.
“Saya melihat kemungkinan penguatan rupee akan terbuka lebar. Kita tahu bahwa suku bunga AS sudah mencapai batasnya, seperti yang dikatakan banyak analis dan akan turun di masa depan,” katanya dalam sebuah pengarahan di Sumba Timur, di mana ia menulis . Kamis (23/7/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupee melemah 4,81 persen pada 12 Juli 2024, jelasnya. Angka ini merupakan penurunan biaya mata uang terendah dibandingkan sebagian besar negara berkembang.
Misalnya, Brasil mengalami depresi sebesar 12,1 persen pada periode yang sama. Sementara lira Turki juga terdepresiasi sebesar 11 persen.
Untuk menjaga rupiah lebih stabil dan memantau kekuatan rupiah, Denny mengatakan Bank Indonesia selalu menerapkan kebijakan pasar perdagangan. Salah satunya adalah keberadaan Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Perlu diketahui, SRBI merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dengan menggunakan aset dasar berupa Surat Berharga Negara milik Bank Indonesia (SBN).
“Dengan kebijakan Pro Market ini, Bank Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk meraih masa depan yang cerah,” tutupnya.