Ridwan Kamil Ungkap Jakarta Tak Pernah Disiapkan Jadi Ibu Kota
gospelangolano.com, Jakarta – Direktur Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Ridwan Kamil mengatakan, DKI Jakarta sejak awal tidak digagas sebagai ibu kota negara. Ridwan Kamil mengatakan, pemilihan DKI Jakarta sebagai ibu kota negara dilakukan dengan syarat yang ketat.
“Jakarta belum siap menjadi ibu kota. Saya ulangi, Jakarta belum siap menjadi ibu kota NKRI. Jakarta jadi ibu kota karena tidak sengaja, terpaksa ya. Jadi kalau ditanya kenapa pindah ke IKN, jawabannya yang pertama,” ujarnya pada Konferensi Nasional Integrasi Ibu Kota di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (14 Maret).
Ridwan Kamil menegaskan, kebijakan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN bukanlah gagasan Presiden Jokowi. Ia mengatakan, kebijakan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta merupakan amanah presiden-presiden sebelumnya.
“IKN bukan gagasan Pak Jokowi. Pak Jokowi hanya memenuhi komitmen masa lalu,” ujarnya.
Ia melanjutkan kebijakan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu Jakarta alias Batavia sedang dilanda masalah wabah penyakit sehingga ibu kotanya dipindahkan ke Bandung.
“Jadi Bandung adalah IKN sesungguhnya kalau sejarah tidak berubah. Bandung dibangun sebagai pusat militer, jadi semua jenderal harus lewat Bandung-Cimahi, kira-kira seperti itu,” jelasnya.
Sedangkan penolakan pemerintah Belanda untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Bandung karena masalah ekonomi. Salah satunya adalah krisis ekonomi dunia yang terjadi saat ini, yang berdampak negatif terhadap perekonomian pada masa penjajahan Belanda.
“Tetapi gagal karena terjadi depresi hebat perekonomian dunia pada tahun 29 dan Jepang pada tahun 42, sehingga penarikan IKN pemerintah kolonial Belanda dibatalkan. Jadi IKN sudah lama hilang. Tidak kali ini,” katanya. dikatakan
Wartawan: Suleiman
Sumber: Merdeka.com
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan mulai berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) pada Agustus 2024. Beberapa pembangunan juga mengalami percepatan, termasuk Istana Kepresidenan yang diperkirakan selesai pada Juli 2024.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulono mengatakan pembangunan Istana Kepresidenan didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Termasuk infrastruktur dan peralatan pendukung lainnya.
Insya Allah kantor presiden dan istana presiden akan siap pada bulan Juli, kata Basuki di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip Kamis (14/3/2024).
Sementara itu, dia mencatat, rumah Wakil Presiden masih dalam tahap pembangunan. Alasannya, proyek tersebut perlu diubah dibandingkan rencana awal. Alhasil, karya proyek tersebut baru kini masuk pasar. “Kalau mau dibangun rumah wapres yang baru, masih di bawah bank, jadi segera dilakukan,” ujarnya.
Basuki mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perubahan desain Istana Wakil Presiden. Meski awalnya desain tersebut dipilih berdasarkan hasil kompetisi yang diadakan sejak awal.
“Desainnya sudah berubah. Kita lelang pertama dengan desain yang memenangkan kompetisi pertama, tapi setelah ditinjau presiden, terpaksa kita ubah,” ujarnya.
“Jadi banknya akan kita kaji ulang apakah akan direformasi atau tidak, tapi baru kita mulai (pembangunannya),” kata Basuki.
Direktur Utama IKN Bambang Susantono mengatakan IKN memiliki 5 bidang tanah. Tak heran jika nilai investasinya mencapai hampir 50 triliun rupiah.
5 pembangunan ini terpisah dari pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana yang dibiayai APBN. Menurut dia, hal ini seiring dengan pengembangan bangunan dasar yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan.
“Jadi di tahun 2024 banyak yang harus kita selesaikan. Pada dasarnya kami ingin melihat sudah dilakukan 5 groundbreaking untuk menyelaraskan hal-hal yang diciptakan PUPR, infrastruktur, gedung, dan tempat umum,” kata Bambang di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip Kamis (14/3/2024). .
“Ke depan, Pusat Kawasan Pemerintahan Utama (KIPP) akan menciptakan ekosistem komprehensif yang menjadi model bagi pengembangan lebih lanjut IKN ini ke depan,” ujarnya.
Ia mengatakan, nilai investasi Rp49,6 triliun dari pengembangan tersebut disediakan oleh perusahaan swasta nasional. Diperkirakan ada sekitar 32 perusahaan yang ambil bagian.
“Kita tahu ada 5 bidang tanah yang nilainya kurang lebih 50 triliun rupiah atau tepatnya 49,6 triliun rupiah, lima bidang tanah tersebut dikerjakan oleh 32 perusahaan,” jelasnya.
Bambang mengatakan, pihaknya akan terus mendorong agar pembangunan tetap berjalan sesuai rencana. Ia berharap ke depannya kiriman uang ke IKN akan kembali meningkat.
“Kami juga melihat bahwa investasi ini harus dilakukan dengan sangat cepat agar ekologi dapat muncul. Sebuah kota bisa menjadi kota yang dihuni dan dicintai.