Ribuan Orang di Eropa Jadikan Hari Paskah Ajang Unjuk Rasa Dukung Palestina

Read Time:3 Minute, 41 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Ribuan orang di ibu kota Swedia, Stockholm, mengganti perayaan Paskah dengan demonstrasi membela masyarakat Gaza sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap pendudukan Israel di Palestina. Sekitar 5.000 pengunjuk rasa berkumpul pada Sabtu 30 Maret 2024 di distrik Odenplan di Stockholm.

Dikutip dari situs trtworld, Senin (1/4/2024), demonstrasi yang diselenggarakan lembaga swadaya masyarakat tersebut meminta Israel menghentikan kejahatan perang di Gaza. Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Anak-anak terbunuh di Gaza”, “Hentikan genosida” dan “Palestina selamanya”.

Selain spanduk, para pengunjuk rasa juga membawa model yang menggambarkan anak-anak Gaza sebagai korban perang. Para pengunjuk rasa ini juga terdengar meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.

Samuel Girma, seorang penulis dan aktivis asal Swedia yang ikut serta dalam demonstrasi tersebut, mengatakan kepada AA.com.tr bahwa Israel tidak boleh berpartisipasi dalam Kontes Lagu Eurovision yang akan diadakan di Malmö, Swedia, pada 11 Mei 2024. “Israel adalah tidak melakukannya,” kata Samuel, dikutip dari Middleeastmonitor. “Anda berhak berpartisipasi dalam Eurovision. Negara yang melakukan pembunuhan dan genosida tidak dapat mengikuti kompetisi musik. Israel adalah negara genosida.”

Para pengunjuk rasa juga mengkritik Eropa dan Amerika Serikat atas dukungan mereka terhadap Israel. Para pengunjuk rasa juga menuduh mereka terlibat dalam kejahatan perang Israel terhadap Palestina.

Selain Swedia, ribuan orang juga turun ke jalan di Jerman pada hari yang sama sebagai bagian dari pawai perdamaian tradisional Paskah. Mereka menyerukan diakhirinya perang di Ukraina dan Gaza, menurut media lokal.

Di Berlin, sekitar 3.500 demonstran menyerukan solusi diplomatis terhadap konflik tersebut melalui negosiasi dan penghentian pengiriman senjata ke Ukraina dan Israel. Para pengunjuk rasa juga mengkritik pemerintah Jerman atas dukungan “tanpa syarat” mereka terhadap Israel.

Demonstrasi ini berakhir dengan kekacauan antara pengunjuk rasa dan polisi. Website Midlast Monitor melaporkan bahwa polisi Jerman melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu peserta demonstrasi di dalam stasiun kereta api utama di Berlin. Mereka menyerang seorang wanita Muslim yang terekam dalam video.

Dalam video yang diunggah X, dulu Twitter, terlihat sejumlah polisi mengepung seorang perempuan berhijab, mendorongnya hingga terjatuh, dan menahannya. Wanita itu mempertanyakan keputusan polisi yang menangkapnya secara tiba-tiba.

Bentrokan juga terjadi setelah perempuan yang tidak diketahui identitasnya itu ditangkap. Beberapa peserta demonstrasi memprovokasi polisi hingga berujung bentrokan yang berakhir dengan penangkapan sejumlah demonstran oleh polisi Jerman.

Sejak dimulainya serangan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, tentara Israel telah mengintensifkan operasi militernya di Tepi Barat, yang menyebabkan peningkatan laju serangan dan serangan terhadap kota-kota besar dan kamp pengungsi. Pada Januari 2024, invasi militer Israel ke Gaza telah menyebabkan 23.843 kematian, 60.317 luka-luka, kerusakan infrastruktur parah dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut otoritas Jalur Gaza dan PBB.

Dikutip Global gospelangolano.com, Israel menilai empat negara Eropa yang ingin mengakui negara Palestina adalah anugerah terorisme, sehingga mengurangi kemungkinan negosiasi solusi konflik antar negara tetangga.

Spanyol mengatakan pada hari Jumat 22 Maret 2024 bahwa mereka telah sepakat dengan Irlandia, Malta dan Slovenia, atas nama perdamaian di Timur Tengah, untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki Israel. Komik.

Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz mengatakan tentang .

Katz menambahkan, “Penyelesaian konflik hanya akan mungkin dilakukan melalui perundingan langsung antar pihak. Campur tangan apa pun terhadap pengakuan negara Palestina hanya akan menggagalkan solusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional,” namun ia tidak merinci jenisnya. Dari keputusan yang dia pikirkan. Di sisi lain, diskusi gencatan senjata masih berlangsung hingga saat ini.

Palestina mempunyai sejarah panjang sebagai sebuah negara. Dikutip saluran Islam gospelangolano.com, Pada abad ke-20, masyarakat Arab yang tinggal di tepi barat Mediterania dikenal sebagai orang Palestina. Masalahnya, sebagian besar wilayah di kawasan itu masih bersengketa dengan Israel dan belum terselesaikan.

Israel telah mengklaim banyak wilayah, dan telah melakukannya selama bertahun-tahun. Sebab, belum ada kesepakatan internasional mengenai perbatasan Palestina.

Hingga saat ini, Palestina telah mendapat pengakuan bilateral dari 139 negara. Meski demikian, Israel tetap teguh pada pendiriannya dengan melancarkan serangan terhadap Palestina.

Organisasi Pembebasan Palestina berkampanye untuk pengakuan internasional atas negara Palestina pada akhir tahun 1980an. Hal ini menyebabkan banyak negara meningkatkan status perwakilan PLO di negaranya menjadi kedutaan. Terlepas dari tindakan ini, pengakuan ini hanya bersifat simbolis dan deklaratif.

Pada bulan Oktober 2011, UNESCO setuju untuk mengakui Palestina sebagai anggotanya. Kemudian pada bulan November 2012, Majelis Umum PBB meningkatkan statusnya menjadi “negara pengamat non-anggota”. Saat itu, banyak negara Amerika Latin, seperti Brazil, Argentina dan Chile, yang mengakui kenegaraan Palestina pada tahun 2010 dan 2011. Mereka juga membangun kedutaan besar di Ramallah.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ini Ucapan Presiden Jokowi saat Buka Pameran IIMS 2024
Next post Fanny Crosby: Tokoh yang Menginspirasi Melalui Ketulusan dan Bakat