Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid

0 0
Read Time:3 Minute, 27 Second

gospelangolano.com, Jakarta Jika menonton Siksa Kubur karya sutradara Joko Anwar dengan harapan melihat pertunjukan kekerasan moral, penyiksaannya, jenazahnya ditutupi semen, dikubur lalu disiksa, maka bersiaplah untuk sedih.

Rumus klise kejahatan dan kehancuran bisa Anda lihat di layar kaca. Tidak perlu pergi ke layar lebar dan mengeluarkan uang. Film Siksa Kubur tidak mengandalkan standar yang tampak seperti itu. Mereka yang menonton film Joko Anwar tahu betul hal ini.

Siksa Kubur bercerita tentang sebuah keluarga bahagia yang dilanda sebuah tragedi. Sita (Widuri Puteri) dan Adil (Muzakki Ramdhan) diasuh oleh ayah mereka (Fachri Albar) dan ibu (Ayo Salma). Mereka mencari nafkah dengan membuka toko senjata.

Demikian review film Siksa Kubur yang disempurnakan karya Reza Rahadian dan Faradina Mufti. Tayang di bioskop Indonesia mulai 11 April 2024, film ini mendapat lebih dari dua juta penonton.

 

Suatu hari, seorang pria misterius (Arfian Arisandy) dengan jaket tebal dan tas ransel datang ke toko roti. Usai minum, ia memperingatkan Adil agar tidak meninggalkan toko. Pria ini kemudian pergi.

Belakangan, seorang pencuri masuk dengan menyamar sebagai pelanggan dan mengambil uang dari mesin kasir. Sita memberitahu orangtuanya. Ayah dan ibu Sita mengusir pencuri itu keluar toko dan berteriak! Bomnya meledak. Mereka berdua meninggal.

Tumbuh dewasa, Sita (Faradina Mufti) bekerja di panti jompo. Salah satu pasiennya adalah orang kaya bernama Wahyu (Slamet Rahardjo). Adil lansia (Reza Rahadian) mencari nafkah dengan bekerja sebagai pencuci badan.

 

Dua pertiga film Siksa Kubur mengangkat perdebatan serius tentang penyebab penderitaan yang akan dihadapi masyarakat segera setelah jenazah masuk ke dalam kubur, melalui mulut beberapa aktor. Jika benar dia disiksa di dalam kubur, untuk apa mereka disiksa?

Kalau yang mereka hukum adalah fisik, apakah setelah mati tubuh manusia tidak bisa lagi melihat apa-apa karena sarafnya berhenti bekerja? Jika yang dimaksud dengan penderitaan adalah psikologis, mengapa literatur menggambarkan rasa sakit fisik hingga mengancam orang?

Bagaimana jika si penyiksa menghadapi hal yang paling ditakuti oleh orang yang sudah meninggal atau orang yang meninggal? Jika ya, apakah dia benar-benar disiksa di dalam kubur, dan bisakah kita melihatnya?

 

Dalil-dalil seri ini menjadi sebuah karya praktis yang hebat tanpa harus masuk ke dalam ide upacara tausiyah sambil membacakan ayat suci. Tanpa melupakan inti film adalah cerita dalam format audio, alur cerita terus terungkap. Penonton menikmatinya.

Salah satu lakonnya mempunyai panggung besar, yakni percakapan antara Sita dan Wahyu di ruang panti jompo. Tiba-tiba Adil mendengar percakapan itu. Penampilan Faradina dan tatapan tajam pada lawan mainnya adalah segalanya. Diambil dari amarah emosi Reza Rahadian yang tersimpan sejak lama.

 

Slamet Rahardjo sudah membuktikan mampu melakukannya secara rutin sejak pertama kali tampil di layar kaca. Bahkan, saat Anda mengalihkan pandangan dari layar dan hanya suara Anda yang terdengar, efek suara tersebut membuat mood film semakin gelap.

Siksa Kubur memikat penonton melalui penokohan kuat yang dibalut dengan penampilan pemeran yang kuat. Widuri Puteri dan Muzakki Ramdhan di menit-menit pembuka membangun “jembatan” yang memungkinkan penonton menavigasi kegilaan hidup mereka.

Faradina Mufti dan Reza Rahadian mengambil tongkat dari masa muda, dengan rentang emosi yang sama kemudian berkembang seiring dengan terungkapnya cerita. Di sinilah prediksi Joko Anwar sebagai pewayangan mengarah ke wayang. 

 

Banyak yang bilang film ini slow burn. Beri aku tidak. Akhir-akhir ini, saya jadi percaya bahwa film, apa pun genrenya, harus bisa dipercaya. Dan ngerinya, sampai sekarang dia mengira dia ada di udara. Jauhi logika.

Melalui Siksa Kubur, Joko Anwar mendekatkan mimpi tersebut pada konsep melalui argumen, sebab akibat, dan karakter yang dilengkapi dengan latar belakang proses berpikir, dan motivasi (tidak esensial). 

Kunci menikmati Penyiksaan Makam adalah fokus. Kalau ditonton lebih lama lagi pasti bingung, apalagi di babak ketiga. Ini adalah chapter di mana Joko Anwar yang “nekat” memulai teror dan kemudian mengubah situasi melalui detail visual yang terkait dengan karakter tersebut. Percayalah kepadaku.

Melalui hamba setan, Joko Anwar kembali membangkitkan semangat teror di masyarakat. Siksa Kubur, membawa genre komedi ke level selanjutnya. Belum pernah aku begitu terpaku pada karya Faradina Mufti sebelum menonton Siksa Kubur yang mengerikan ini. Serius, bekerja di sini adalah segalanya!

 

 

Pemeran: Faradina Mufti, Reza Rahadian, Widuri Puteri, Muzakki Ramdhan, Happy Salma, Fachri Albar, Slamet Rahardjo, Arfian Arisandy

Produser : Tia Hasibuan

Sutradara : Joko Anwar

Pengarang : Joko Anwar

Produksi: Ayo Lihat Gambar, Film Rap, Gambar Warisan, Komet, Bioskop IFI

Durasi: 117 menit

 

 

 

happy Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Happy
0 %
sad Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Sad
0 %
excited Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Excited
0 %
sleepy Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Sleepy
0 %
angry Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Angry
0 %
surprise Review Film Siksa Kubur: Kini 2 Juta Penonton, Paduan Skrip Solid Joko Anwar dan Akting Nomor Wahid
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D