Ramadhan Adalah Bukti Sayang Allah pada Manusia, Kiai: Jangan Disia-siakan

Read Time:2 Minute, 28 Second

gospelangolano.com, Jakarta Bulan Ramadhan menjadi salah satu bukti kasih sayang Tuhan terhadap umat manusia. Hal itu disampaikan Guru Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, KH Ahmed Mustafa Bisri (Gus Mus).

“Karena Allah sayang kepada kita, maka kita diberi waktu satu bulan untuk mendekatkan diri, yaitu bulan Ramadhan,” kata Gus Mus pada pengajian Kitab Kimiyaus Sa’dah yang digelar di Aula Pesantren Raudlatut. Talibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Rabu 20 Maret 2024 dikutip NU Online.

Karena Ramadhan adalah bukti kecintaan Tuhan terhadap umat manusia, Gus Mus berpesan agar para santri tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan hanya fokus pada urusan duniawi.

“Namun, Tuhan telah memberi kita kesempatan untuk berpikir. Hati kita semakin menjauh, kalau tak dicari yasudah. Jadi kita harus mencarinya, kita tidak bisa menyia-nyiakan diri kita hanya dengan urusan duniawi. Kita telusuri hati kita, karena itu raja kita,” jelasnya.

Kesempatan Tuhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena Ramadhan mempunyai beberapa keutamaan dan keagungan.

Umat ​​Islam meyakini bahwa selama bulan Ramadhan pahala ibadah dilipatgandakan, dibukakan pintu Surga, ditutupnya pintu Neraka, dan lain-lain.

Mengingat perbedaan prioritas tersebut, umat Islam diimbau untuk mengoptimalkan ibadahnya selama bulan Ramadhan. Lalu bagaimana caranya agar ibadah menjadi prioritas tertinggi di bulan Ramadhan?

Salah satu cara untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan mengingat hikmah yang terkandung dalam puasa Ramadhan.

Mengingat hikmah puasa bisa membuat umat Islam yang beriman menolak berbuka meski hanya satu hari.

Tokoh Islam Syekh Hasan Muhammad Masayat dalam bukunya Is’afu Ahlil Iman bi Wadzaif Sahri memberikan catatan kaki mengenai ayat wajib puasa Ramadhan, seperti surat al-Baqarah ayat 183:

 يَٰيُّهَا الَّذِيْينَ ٰامَنُوَ كتِبَ عَلَيكُمُ سِّيَامُ كمَ كتِ بَ عَلَى ال َّذي ِين من قبلكُ agar kamu menjadi orang yang bertakwa.

Arti:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).

Ia berpendapat bahwa ayat لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan hikmah dan rahasia (Tuhan) puasa.

Lebih lanjut Syekh Hasan juga mengatakan bahwa alasan Allah subhanahu wa ta’ala memaksa hamba-Nya berpuasa adalah agar mereka bertakwa kepada-Nya.

Taqwa adalah menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka hamba akan masuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. (Syaikh Hasan Muhammad al-Masiyath, Is’afu Ahlil Iman bi Wadzaif Sahri Ramadhan, hal. 5).

Pelaksanaan puasa merupakan salah satu upaya orang beriman untuk menjadi orang yang bertakwa dan bertakwa.

Orang bertakwa diartikan sebagai orang yang senantiasa menjaga diri dari mara bahaya dunia dan akhirat, mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

“Dengan lebih memikirkan hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka seseorang harus mengoptimalkan amal ibadah yang dilakukannya selama bulan Ramadhan,” tulis alumnus Mahad Ali Al-Iman Bulus Purwarejo ini mengutip Ryan Romadhon. NU Online, Jumat Senin (22/3/2024).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ilmuwan Pastikan Gelombang Ombak Raksasa Bisa Lebih Sering Terjadi
Next post Realme 12 Pro Plus 5G Mengandalkan Telefoto Periskop