PMN ASDP 2024 Sentuh Rp 367 Miliar, Pengusaha Sebut Butuh Penambahan Dermaga Bukan Kapal
gospelangolano.com, Jakarta – Direktur Bisnis dan Tarif DPP Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Rachmatika Ardiyanto mengatakan penyertaan modal masyarakat (PMN) pada ASDP akan dilaksanakan sebagai kepemilikan publik (BMN). ) pada tahun 2024 senilai Rp367,53 miliar dialokasikan untuk penambahan kapal.
“Sistem ASDP PMN BMN sebesar ini tidak hanya untuk penambahan kapal saja, perlu penambahan dermaga di pelabuhan karena dapat mempercepat waktu penyelesaian kapal dan mengurangi kemacetan kendaraan akibat antrian boarding,” ujarnya di Surabaya Timur. Jawa, Sabtu (07/06/2024).
Rachmat mengungkapkan pada tahun 2023, ASDP PMN telah didaftarkan dalam bentuk BMN senilai Rp388,50 miliar. Sedangkan laba bersih ASDP tahun 2022 sebesar Rp585 miliar, dan laba bersih ASDP tahun 2023 sebesar Rp637 miliar.
“Jika proyek tersebut diubah menjadi proyek dermaga, maka nilai PMN ASDP akan memungkinkan untuk dibangun kurang lebih lima pasang dermaga di pelabuhan tersebut,” ujarnya.
Rachmat mencontohkan kebutuhan dermaga Merak – Bakauhen setidaknya memiliki 10 pasang dermaga sehingga hanya tersisa tiga pasang dermaga baru. “Mengapa PMN ASDP berbentuk kapal dan bukan pelabuhan? Kami menyayangkan hal ini,” katanya.
Sedangkan untuk PMN berupa BMN pemerintah, Gapasdap berharap agar PT ASDP lebih terpacu untuk menambah jumlah dermaga di jalur utama. “Karena mendorong likuiditas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, bukan penambahan kapal,” kata Rachmat.
Bagi PT ASDP, alat produksi tidak boleh hanya berupa kapal. Namun bisa juga berupa docking station sebagai alat produksi. Sebab bagi pengelola pelabuhan, kehadiran dermaga juga menjadi sumber pendapatan, baik dari jasa kepelabuhanan pengguna jasa penyeberangan, maupun dari jasa kepelabuhanan kapal-kapal yang berlabuh di dermaga tersebut, kata Rachmat.
Lebih lanjut, Rachmat juga membantah tudingan pemerintah mengenai permasalahan kemacetan di Pelabuhan Merak Bakauhen pada musim pelayaran libur 2024. Gapasdap menegaskan, penyebab kemacetan tersebut bukanlah dua penyebab yang diungkapkan Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan telah meminta perusahaan pelayaran untuk mengubah ukuran kapal dan meningkatkan kecepatan untuk mengurangi kemacetan di pelabuhan. Solusi ketiga adalah menambah jumlah dermaga.
“Solusi dari permasalahan kemacetan adalah dengan tidak masuk ke pelabuhan, jangan sampai permasalahan semakin membesar sehingga perlu dilakukan penggantian kapal dan peningkatan kecepatan jika kapasitas dermaga tidak mencukupi,” kata Rachmat.
Merujuk pada gagasan penggantian kapal berukuran lebih besar, Rachmat menjelaskan, saat ini kapasitas dermaga eksisting jalur Merak-Bakauhen masih lebih rendah dibandingkan kapal eksisting.
Misalnya pada dermaga I I dapat menampung kapal dengan ukuran maksimal 12.000 GRT, saat ini kapal dengan ukuran tambatan 13.500 GRT.
“Tidak benar kemacetan di Merak-Bakauhen disebabkan oleh ukuran kapal yang kecil dan kecepatan yang rendah,” ujarnya.
Rachmat mengatakan, jika kapal yang didatangkan lebih besar, kondisi dermaga tidak akan mampu menampungnya. Selain itu, kapasitas dermaga dalam menampung beban kendaraan juga dinilai belum mencukupi. Muatan maksimalnya hanya 40 ton, meski banyak kendaraan yang muatannya lebih banyak.
Karena kapal harus bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari saat ini, Rachmat pun menegaskan kapal yang sedang beroperasi tidak bisa menggunakan kecepatan maksimalnya.
Bukan karena armadanya tidak bisa beroperasi dengan kecepatan tinggi, melainkan karena jadwal yang dikeluarkan pemerintah. “Tidak mungkin menggunakan kecepatan sebenarnya kapal yang rata-rata berkecepatan 13-18 knot ini,” kata Rachmat.
Rachmat mengatakan, saat lebaran, ada enam kapal yang beroperasi di satu dermaga. Untuk jarak 15 mil, jadwal waktu berlayar seharusnya dua jam, sehingga kecepatan berguna kapal hanya 7,5 knot atau 50 persen dari kapasitas semula.
“Dan sampai di pelabuhan tujuan pun kita masih menunggu dermaganya. Jika kapal melaju dengan kecepatan lebih tinggi, bisa dibayangkan waktu tunggunya akan lebih lama. Kondisi ini tidak mengharuskan penggantian kapal dengan yang baru. kecepatan lebih tinggi, dan sekadar mengoptimalkan kecepatan kapal yang ada,” kata Rachmat.
Rachmat menjelaskan, dirinya sebenarnya setuju dengan alasan minimnya dermaga. Sebab, saat ini baru ada tujuh pasang dermaga dengan total 66 kapal yakni satu dermaga ekspres dan enam dermaga ekonomi.
“Rata-rata lebih dari 50 persen armada terpaksa bekerja karena terbatasnya jumlah tempat berlabuh. Selain itu, kualitas dermaga kurang memadai dari segi kapasitas dan daya tampung memenuhi kebutuhan kendaraan,” ujarnya. katanya.
Sejauh ini, pemerintah telah menambah jumlah kapal yang berlayar di setiap dermaga pada jam sibuk. Hal ini tidak meningkatkan kapasitas pengisian daya, namun mencegah tercapainya jumlah perjalanan yang tersedia.
Setidaknya dapat ditambah 2-3 pasang dermaga pada jalur pelabuhan Merak-Bakauhen, kemudian kapasitas jalur akan meningkat 50% dibandingkan semula, sehingga mengoptimalkan jumlah kapal yang berada di perairan saat itu. , tanpa perlu menambah jumlah armada lagi.
“Harus ada lebih banyak jembatan. Gapasdap telah melaporkan kurangnya jembatan sejak tahun 2017 dan bahkan lebih awal lagi. Namun tidak pernah dipahami,” kata Rachmat.
Risyapudin Nursin, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, sebelumnya mencatat, pada masa puncak mudik, 6-7 April 2024, 32% atau 19.700 kendaraan (registrasi) tiba di pelabuhan. tiket setibanya di Pelabuhan Merak. Kondisi ini akhirnya memaksa mereka membeli tiket untuk 2-3 hari ke depan.
“Pada periode mudik tinggi tanggal 10-14/04/2024 terjadi perubahan perilaku pelanggan yang signifikan, dimana 1,8% (1.805 kendaraan) pengguna jasa tiba di pelabuhan (terdaftar) tanpa tiket untuk tiba di pelabuhan. Bakauhen pada Kamis (04/07/2024),” kata V dari DPR dalam rapat panitia di Jakarta, Kamis (04/07/2024).
Untuk menjamin kelancaran lalu lintas di pelabuhan ke depan, Nursin mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan exit massal dengan menerapkan penertiban baik terhadap tiket online maupun calo tiket.