Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil

0 0
Read Time:2 Minute, 11 Second

gospelangolano.com, Jakarta – PT Pertamina (Persero) meminta bantuan pemerintah untuk memperluas pasar bahan bakar hidrogen. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan produksi kendaraan bertenaga hidrogen tanpa emisi.

Vice President Sustainability, Ratings and Engagement Program Pertamina Indira Pratya mengatakan stimulus tersebut disebabkan karena jumlah konsumen hidrogen atau pengguna Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih rendah. Salah satu SPBU hidrogen yang dibangun Pertamina terletak di kawasan Dan Mogot Jakarta.

Namun yang masuk ke sana masih hanya 0,0 persen dari seluruh penduduk Jakarta, kata Indira pada kegiatan Katadata Aman 2024 di Jakarta, seperti dikutip Kamis (8/8/2024).

Lebih lanjut, Indira juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih memiliki permasalahan dalam hal keberlanjutan energi.

“Energi baru ini menantang akses dan keterjangkauan sebelum keterjangkauan energi akhirnya tercapai,” jelasnya.

Untuk meningkatkan kapasitas, kata Indira, perseroan akan menambah ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di tempat lain.

“Kami akan pastikan bagaimana SPBU yang ada bisa dialihfungsikan sehingga tidak perlu membangun yang baru seluruhnya, tapi mengoptimalkan fasilitas yang sudah ada,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengumumkan rencana perubahan konsumsi bahan bakar untuk berbagai jenis kendaraan. Mulai dari bus, angkutan berat atau truk hingga mesin kereta api.

Eco Harjanto, Deputi Direktur Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian, mengatakan Kementerian Perhubungan telah memetakan penggunaan hidrogen. Misalnya, mengubah 20 persen bus menjadi menggunakan hidrogen pada tahun 2040.

“Kementerian Perhubungan telah memetakan potensi kebutuhan hidrogen rendah karbon untuk sektor transportasi. Beberapa bus akan beralih ke hidrogen pada tahun 2040 dengan kebutuhan awal sebesar 6 GWh atau sekitar 0,21 juta ton hidrogen,” kata Echo dari InvestroTrust Futures. Forum, di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

“Jadi penggunaan ini akan terus berlanjut dan meningkat hingga 20 persen bus yang menggunakan hidrogen,” lanjutnya.

Selain bus, ada juga rencana konversi bahan bakar di sektor angkutan berat atau truk, menurut Eco. Diperkirakan kebutuhan hidrogen di sektor ini akan mencapai 161 GWh atau 4,88 kiloton hidrogen pada tahun 2040.

Sementara itu, sektor kereta api juga terlibat dalam penggunaan hidrogen di masa depan. PT Kereta AP Indonesia (Persero) telah mengembangkan rencana penggantian bahan bakar mesin kereta api, lapor Echo.

PT KAI berencana membangun kereta api pengganti lokomotif dengan kereta listrik yang dipadukan dengan bahan bakar hidrogen atau baterai, ujarnya.

Membahas rencana sektor transportasi, Eco mengungkapkan Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen.

Jadi, berdasarkan pemetaan Kementerian Perhubungan, cakupan pengembangan kendaraan hidrogen sebenarnya cukup besar, ujarnya.

Menurutnya, Indonesia mempunyai peluang untuk mengembangkan hidrogen untuk mendukung transisi energi dan upaya dekarbonisasi energi global.

“Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk pengembangan hidrogen, yaitu potensi sumber daya ERN yang melimpah, komitmen Indonesia terhadap mitigasi iklim global, dan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan pada jalur perdagangan internasional,” tutupnya.

happy Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Happy
0 %
sad Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Sad
0 %
excited Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Excited
0 %
sleepy Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Sleepy
0 %
angry Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Angry
0 %
surprise Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D