Perpusnas Bermitra dengan SOAS London untuk Satu Data Naskah Nusantara
Jakarta – Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan berbagai rumah tangga dan partai asing untuk melaksanakan data internasional dari naskah kepulauan. Salah satunya adalah Studi Oriental dan Afrika dari University of London (SOA).
Penandatanganan Studi Oriental Universitas London dan Afrika (SaaS) di gedung Inggris di Inggris di gedung Inggris di Inggris dan penandatanganan Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusna) dan gedung SOAS di gedung SOAS University of England.
BACA JUGA: Sadar Data Nusantara, perpustakaan kolaborasi Jerman.
Teks kerja sama ditandatangani oleh PLT. Perpusnas E. Amintin Aziz dan Dekan Humaniora Graeme Earl.
Kerja sama ini adalah salah satu dari tiga program prioritas Perpustakaan Nasional pada tahun 2024, yaitu naskah utama Nusantara. “Tulisan tangan kepulauan ini tersebar luas di seluruh dunia, yang membutuhkan perhatian pada keberlanjutannya,” jelas PLT. Kepala Perpustakaan Nasional pada hari Senin (25/25/2024) melalui siaran pers.
Dia menambahkan naskah kepulauan SOA, tidak didigitalkan oleh 82 manuskrip. “Kami dibahas dengan para Filolis kami untuk menentukan naskah mana yang pertama kali digitalisasi,” lanjutnya.
Tahun ini, Perpustakaan Nasional berfokus pada tiga program prioritas, yaitu meningkatkan membaca, membaca dan melek huruf, naskah biasa Nusantara dan standardisasi perpustakaan.
Delegasi Perpustakaan Nasional di SOAS -I LED PLT. Di Perpusna, Sekretaris -Joko Joko Santoso, Kantor Hukum, Organisasi, Kerjasama dan Manajer Hubungan Masyarakat, Sri Marganshih, Jenderal Chaerul Umam dan pustakawan Anastasia Linawat, kepala bagian umum.
Kelompok ini disambut oleh kepala sekolah bahasa, ahli bahasa dan departemen bahasa London School, Universitas Web-Kogen Ilani, kepala Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Rookaya, serta beberapa pustakawan di SaaS.
Sementara itu, Webster-Koggen mengungkapkan kegembiraannya dari kerjasama tenunan. Dengan cara ini, naskah yang direkam dapat diterbitkan secara luas. “Kita perlu membuat perjanjian teknis lebih banyak tentang proses mendigitalkan naskah,” jelasnya.
Kerja sama antara dua perpustakaan dan agen manajemen informasi. Ruang lingkup kerja sama melibatkan peningkatan kapasitas di bidang filologi dan studi naskah Indonesia.
Publikasi teks -teks Indonesia dan penelitian umum dan identifikasi dan katalog kemudian akan dilakukan di Inggris. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan kerja sama dengan naskah, terutama upaya untuk melindungi naskah kepulauan.