Perjuangan 9 Disabilitas Ikuti UTBK: Disiapkan Pendamping, Berharap Diterima di Kampus Impian
SURABAYA – 9 peserta disabilitas tampil antusias pada Ujian Tulis Komputer (UTBK) sesi ketiga di Sekolah Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus 2, Lidah Wetan, Surabaya.
Salah satu penyandang disabilitas adalah Ferdinand Valentino. Anggota tunanetra tersebut melaporkan bahwa cobaan tersebut berjalan dengan baik. Ia mempersiapkan diri sedemikian rupa agar tidak takut saat menghadapi soal-soal UTBK. “Saya belajar dan berbicara dengan baik. “Banyak soal yang sudah saya teliti sebelumnya, tapi tidak kunjung datang,” kata salah satu peserta yang dihadiri oleh ayahnya.
Seorang pria bernama Valen pada awalnya tidak tahu banyak tentang kuliah. Namun karena belajar dengan dukungan orang tuanya, ia memilih berjuang untuk masuk UNESA melalui jalur UTBK. Di Unesa, ia memilih program studi Sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Sarjana Ilmu Komunikasi.
“Saya mempunyai motivasi tersendiri dalam mengikuti mata kuliah ini. Saya memilih S1 PLB, saya ingin menjadi seperti mahasiswa S2 difabel yang mempunyai nilai tinggi dan mampu bersaing dengan orang biasa. “Saya kira hasil ujian ini akan “Yah, Nanti bisa masuk Unesa,” kata Valen antusias.
Menurut wakil presiden pertama Yunesa, Prof. Dr. Madlazim, MC, forum disabilitas ini terdiri dari 2 orang tunanetra dan 7 orang bermasalah. Demi kenyamanan peserta, tes ini akan kami konsentrasikan di satu tempat yaitu Rektorat. Di Surabaya, sesi disabilitas hanya ada di Unesa.
Guru Besar FMIPA ini menambahkan, penyelenggaraan ujian UTBK khusus bagi penyandang disabilitas ini merupakan komitmen untuk memberikan kesempatan dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi kepada seluruh masyarakat baik penyandang disabilitas maupun non-disabilitas.
“Oleh karena itu, tidak ada diskriminasi, kami memberikan kesempatan kepada setiap orang dan menyediakan lingkungan yang baik bagi penyandang disabilitas. Selain menyediakan dosen pembimbing dan pendamping dari jurusan PLB dan mahasiswa serta SMCC, juga didukung alat yang unik untuk setiap orang. peserta,” jelasnya.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Teknologi Informasi Divisi Pusat Data, I Gusti Lanang Putra Eka Prismana, S.Com., M.Com., juga mengatakan, dari segi persiapan sesi disabilitas, sesinya hampir sama. tahun lalu.
Teknologi NVDA (Visual Desktop Access) dikembangkan untuk membantu penyandang tunanetra membaca dan memahami teks aplikasi. Teks di layar diubah menjadi suara. Selain itu, ada bantuan administrasi dari pusat.
Direktur Penerimaan dan Wisuda, Dr. Sukarmin, M.Pd., mengatakan pelaksanaan ujian UTBK dan UNESA sudah berjalan dengan baik sejak satu hari lalu. Termasuk sesi khusus bagi penyandang disabilitas.
“Komitmen UNESA adalah mendukung penyandang disabilitas dan non-disabilitas melalui proses persiapan, sehingga peserta dapat mengikuti ujian dengan sukses dan tanpa kesulitan,” kata Sukarmin.
Komitmen UNESA terhadap disabilitas tidak hanya sebatas penyelenggaraan UTBK saja, namun juga membuka jalan kemandirian bagi penyandang disabilitas. Misalnya, peserta yang tidak lolos pada jalur UTBK dapat menggunakan token UTBK tersebut untuk mendaftar pada jalur mandiri jenis disabilitas atau jalur tantangan non-disabilitas.