Perangi Perubahan Iklim, Net Zero Emission Terus Dipacu
JAKARTA – Indonesia bertujuan untuk mencapai Net Zero (NZE) pada tahun 2060, sebuah langkah penting dalam perjuangan melawan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen ini merupakan bagian dari Perjanjian Paris yang disetujui pada tahun 2015, dimana dunia telah berjanji untuk mengambil tindakan untuk mengurangi emisi emisi yang menimbulkan polusi.
Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan internasional General Electric Vernova (GEV) akan fokus pada pengembangan ketenagalistrikan dan bisnisnya di Indonesia sesuai dengan rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan transisi listrik menuju zero emisi (NZE) pada tahun 2060.
Untuk bidang ketenagalistrikan, GEV terus menjalin kerja sama dengan BUMN PT PLN (Persero) dan Perusahaan Penghasil Tenaga Listrik (IPP) serta berbagai organisasi lainnya.
“Mungkin perubahannya fokusnya. Dulu GE terdiri dari beberapa perusahaan di bidang berbeda, tapi sekarang GEV fokus pada pembangkitan energi dan dekarbonisasi, R&D dan teknologinya akan fokus di bidang ini,” kata Direktur Nasional Pemimpin Tenaga Gas Indonesia. GE Vernova, George Djohan dalam pernyataannya baru-baru ini.
GEV resmi berpisah dari General Electric (GE) pada awal April 2024. GE yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS) membagi bisnisnya menjadi tiga perusahaan, GE HealthCare, GE Aerospace, dan GE Vernova yang mengelola energi. bisnis yang berkelanjutan.
“Untuk Indonesia sendiri tentunya kami akan ikut serta dalam rencana PLN mulai dari air, gas, transmisi. Kami akan terus menjalin kerjasama dengan PLN dan pihak lain yang masih sama seperti sebelumnya. Mungkin perubahan yang menjadi fokusnya. adalah.” kata George. Yohanes.
George Djohan menegaskan pihaknya siap melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) serta teknologi untuk mendukung sektor pembangkitan energi dan pemusnahan energi di Indonesia.
Dari sisi pembangkitan, yang menurutnya relevan dan cocok untuk Indonesia adalah teknologi turbin gas. Sebab, gas alam dalam negeri melimpah sehingga tidak perlu diimpor. Di masa depan, teknologi turbin gas ini dapat dimatikan dengan hidrogen hijau, amonia hijau, dan penangkapan karbon.