Peran Ayah dalam Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Alquran dan Hadis
Jakarta – Karena terlalu sibuk dengan aktivitas mencari penghasilan di luar keluarga, para ayah terkadang mengabaikan peran membesarkan anak, hingga sebagian orang menganggap membesarkan anak adalah peran ibu.
Namun dalam Islam, peran ayah dalam membesarkan anak sangatlah penting. Ayah harus bisa mengenalkan dan membimbing anaknya bagaimana menghadapi dunia luar atau kehidupan bermasyarakat, dalam hal menafkahi keluarga, berakhlak mulia dan berkomunikasi yang baik dengan orang lain.
Selain itu, ayah mempunyai kewajiban utama terhadap anaknya, sebagaimana tercantum dalam Hadits Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengagungkan namanya dan Mendidiknya bagaimana berperilaku.”
Orang tua yang disebutkan Rasulullah tentu tidak hanya sekedar ibu saja, namun juga mempunyai peran sebagai ayah di dalamnya.
Lalu apa peran ayah dalam pendidikan anak-anaknya? Peran ayah dalam membesarkan anak
1. Ajari anak bagaimana berperilaku
Adab artinya sopan, ramah dan berbudi pekerti yang halus. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Dalam literatur populer, adab dikatakan sebagai landasan penting sebelum seseorang mempelajari agama atau ilmu pengetahuan.
Dalam hadits riwayat Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya:
Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada yang lebih baik diberikan orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik” (HR At-Tirmidzi).
2. Mengajari anak ilmu dan ilmu agama
Setelah mengajarkan anak pentingnya budi pekerti, ayah juga harus mendidik anaknya tentang agama dan ilmu pengetahuan.
Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia mengajarinya, “Wahai anakku, janganlah menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan (Allah) sungguh suatu kezaliman yang besar,”
3. Mengajari anak berdebat
Ayah tidak boleh menjadi dominan dalam keluarga, berdebat dengan anak ketika mereka sudah cukup dewasa untuk berpikir. Pembahasannya mungkin melibatkan topik-topik ringan atau menyangkut masa depan anak.
Hal ini diajarkan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102:
Maka ketika anak itu datang (sudah besar), dia dapat mencoba bersamanya, (Ibrahim) berkata: “Wahai anakku, sebenarnya aku bermimpi bahwa aku membunuhmu. Maka pikirkanlah hal-hal ini, bagaimana pendapatmu?”
Dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang (Allah) perintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan menemukan aku di antara orang-orang yang sakit.”
4. Mengajarkan hakikat iman
Hakikat amanah atau kejujuran merupakan bekal yang harus ditanamkan pada anak sejak dini. Seorang ayah dapat menanamkan sifat ini melalui keteladanan ketika memberikan nasihat kepada anak-anaknya.
Dalam hadis riwayat Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda, “Tidaklah sempurna iman bagi orang yang tidak dapat dipercaya, dan tidak sempurna agamanya bagi orang yang tidak menepati janjinya.” (HR Ahmad).
5. Menjadi pemimpin dalam keluarga
Ayah sebagai kepala keluarga mempunyai kekuasaan pengambilan keputusan yang cukup tinggi. Namun keputusan yang diambil juga harus mempertimbangkan seluruh aspek penting, termasuk pendapat seluruh anggota keluarga, sehingga terkesan adil dan menjadi solusi terbaik.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34 Allah SWT berfirman:
“Laki-laki (suami) bertanggung jawab terhadap perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian lainnya (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) menafkahkan sebagian harta-Nya.”
6. Menjadi penyedia
Selain menjadi pemimpin, suami juga mempunyai tanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka harus memastikan bahwa nutrisi yang mereka terima adalah halal.
Hal ini tercatat dalam Al-Qur’an, Al Baqarah ayat 233:
“Sebaiknya ibu menyusui selama dua tahun penuh, bagi yang menginginkan ASI sempurna. Tugas seorang ayah adalah menyediakan makanan dan pakaian yang cukup bagi anak-anaknya. Seseorang tidak akan dibebani kecuali sesuai dengan kemampuannya.”
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Bukan di Timur Tengah, ini adalah negara yang 100% penduduknya beragama Islam, sebelum Maladewa menjadi kerajaan di bawah perwalian Inggris. Namun, merdeka pada 26 Juli 1965 dan menjadi republik. Siapkan gospelangolano.com.co.id pada 13 April 2024