Penyebab Seseorang Makan Berlebihan, Hindari Ini Saat Bersantap

Read Time:1 Minute, 27 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Mengalami kebingungan atau kebingungan saat makan memang bisa membuat Anda merasa tidak puas. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa hal ini dapat diimbangi dengan makan sesekali.

“Makan berlebihan seringkali disebabkan oleh kurangnya pengendalian diri,” kata Lee Murphy, penulis utama dari Ghent University, Belgia.

“Namun, temuan kami menunjukkan bahwa makan berlebihan seringkali disebabkan oleh keinginan sederhana manusia untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu dari suatu aktivitas. Ketika gangguan tersebut muncul, kami berusaha sebaik mungkin untuk mengimbanginya dengan makan lebih banyak,” lanjutnya, dilansir dari New York. Posting dilaporkan.

Pada awalnya, Tim Murphy fokus untuk makan lebih banyak. 122 orang (kebanyakan remaja putri berusia 18 hingga 24 tahun) ditanyai seberapa besar harapan mereka untuk menikmati makan siang sebelum makan.

Mereka kemudian diinstruksikan untuk makan dalam salah satu dari tiga kondisi: tidak ada gangguan, gangguan sedang (menonton video) dan gangguan tinggi (bermain Tetris).

Setelah makan siang, peserta menceritakan seberapa banyak mereka makan, betapa mereka menikmati makanan tersebut, betapa bahagianya mereka dan apakah mereka ingin lebih bersenang-senang. Mereka juga mencatat waktu camilan mereka setelahnya.

Peserta yang makan sambil terganggu melaporkan penurunan kenikmatan dan kepuasan, peningkatan keinginan untuk lebih banyak kesenangan dan ngemil setelah makan. 

 

Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai “kompensasi hedonis” – mengganti hilangnya kesenangan dengan mencari kesenangan tambahan di tempat lain.

Tim Murphy menemukan bahwa efek ini tidak hanya terkait dengan makanan, tetapi juga dapat dilihat ketika perhatian orang terganggu saat menonton film atau game.

Akibatnya, mereka lebih cenderung terlibat dalam penggunaan media tambahan seperti mengecek media sosial.

Murphy dan rekan-rekannya berencana untuk meniru dan mengkonfirmasi adanya efek kompensasi hedonis untuk menemukan cara memerangi pelecehan.

“Dengan memahami pendorong utama konsumsi berlebihan hedonis, kita dapat mengembangkan strategi untuk membantu mencegah hal tersebut terjadi,” kata Murphy.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Debut Widodo Cahyono Putro, Mampukah Arema FC Jungkalkan RANS Nusantara FC?
Next post 7 Potret Jadul Melly Lee Sebelum Jadi Pedangdut Terkenal, Sudah Jago Makeup