Penyaluran KUR Pertanian Capai Rp 90,8 Triliun di Sepanjang 2022
gospelangolano.com – Pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian mulai Oktober 2022 melebihi target. Prestasi ini merupakan pengulangan prestasi serupa tiga tahun lalu.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengungkapkan, realisasi penyaluran KUR sektor pertanian pada Oktober 2022 mencapai Rp90,8 miliar dari target Rp90 miliar.
“Saya mendapat laporan realisasi (penyaluran KUR pertanian) di atas 100%,” kata Ali dalam webinar bertajuk “KUR: Solusi Permodalan di Krisis Pangan Global.”
Menurut Ali, prestasi seperti itu sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020, capaian penyaluran KUR sektor pertanian mencapai Rp50 miliar. Tahun 2021 penyalurannya mencapai Rp 85,6 miliar dari target Rp 70 miliar.
“Dari sini kita bisa melihat antusiasme yang besar dari masyarakat di bidang pertanian. Hal ini sejalan dengan rencana APBN untuk mendorong kemandirian pembiayaan pertanian,” imbuhnya.
Program KUR sudah ada hampir 15 tahun. Skema pembiayaan ini berhasil mengangkat dan memperkuat kelompok perusahaan mikro, kecil, dan menengah. KUR merupakan langkah nyata pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, melalui lembaga keuangan yang terjamin.
Dana yang disediakan untuk modal kerja dan investasi ini diperuntukkan bagi lima bidang usaha yaitu pertanian, perikanan, kelautan, koperasi, kehutanan, perindustrian, dan perdagangan. Setiap tahunnya, plafon KUR terus meningkat. Pada tahun 2022, batas maksimum KUR diperkirakan sebesar Rp 373 miliar.
Menurut Ali Jamil, di era pandemi Covid-19 telah terjadi relaksasi aturan pembiayaan terkait usaha pertanian. Fleksibilitas ini dapat dimanfaatkan petani untuk meningkatkan produksinya. Harapannya, jelas Ali, produksi pangan nasional semakin meningkat.
“Dengan relaksasi yang ada saat ini, kami juga akan mendorong fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan oleh petani. Khususnya pada jumlah pembayaran awal atau awal pembelian alat-alat pertanian (alat dan mesin pertanian),” kata Ali.
CUR yang ideal
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Indah Megahwati mengatakan Kementerian Pertanian telah mengirimkan surat kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait relaksasi ini.
“Sehingga tidak butuh waktu lama untuk memverifikasi kelayakan pembiayaan. Sehingga manfaat pembiayaan KUR bisa kita promosikan,” kata Indah.
Indah menjelaskan, dukungan finansial dari KUR dinilai ideal oleh para petani. Sedangkan untuk batas maksimal Rp500 juta, Indah berharap bisa ditingkatkan menjadi Rp2 miliar. Jadi uang muka pembelian mesin 30%, Indah berharap bisa diturunkan menjadi 5% atau 10%.
“Dan untuk jaminan, kami tidak menginginkan jaminan selain invoice pembelian peralatan mesin tersebut,” kata Indah.
Indah kembali menegaskan, program pembiayaan KUR untuk pembelian mesin bukanlah bantuan cuma-cuma. Masyarakat diharapkan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap alat produksi pertanian.
“Dengan cara ini, petani akan merasa lebih menjadi pemilik, sehingga mereka akan lebih menjaga peralatan dan mesin pertaniannya. Karena peralatan mesin tidak didapat secara cuma-cuma atau cuma-cuma,” jelasnya.