Pengguna TikTok Kini Bisa Berbagi Lagu dari Spotify dan Apple Music Lewat Fitur Ini
gospelangolano.com, Jakarta Kita mungkin pernah melihat lagu-lagu terkenal menjadi viral di TikTok berkat kreativitas penggunanya. Kabar baiknya, TikTok kembali memperkenalkan fitur baru yang memudahkan promosi musik di platform mereka.
Fitur bernama Share to TikTok ini memungkinkan pengguna untuk berbagi lagu dari aplikasi streaming musik langsung di video TikTok mereka.
Hal ini merupakan langkah komitmen TikTok dalam mendukung penemuan musik dan promosi artis melalui kemitraan dengan layanan streaming musik seperti Spotify dan Apple Music.
Merujuk pada TechCrunch, Sabtu (9/11/2024), Ole Obermann, Head of Global Music Business Development TikTok, mengungkapkan, sejak peluncuran fitur aplikasi Add to Music, terdapat ratusan juta Simpan lagu dan miliaran lagu. kali. diputar di layanan streaming musik mitra mereka.
Langkah ini juga dapat membantu meredakan ketegangan dengan platform streaming yang sebelumnya menganggap TikTok sebagai pesaing.
Dengan fitur baru ini, TikTok kini lebih fokus membantu aliran musik ke dan dari aplikasinya, dibandingkan hanya mencoba menarik pelanggannya.
Lindsey Kelt Zikry, direktur kemitraan produk global TikTok, mengatakan: “Ekspresi kreatif sudah menjadi inti pengalaman pengguna dan pembuat konten di TikTok dan sangat dihargai oleh mitra layanan streaming musik kami.”
Fitur Share to TikTok memungkinkan pengguna dengan mudah berbagi konten dari layanan streaming musik ke TikTok. Ini juga memungkinkan artis, penulis, dan podcaster terhubung langsung dengan audiens mereka di TikTok.
Tak hanya TikTok, Spotify baru-baru ini memperkenalkan integrasi serupa dengan Meta, memungkinkan pengguna berbagi lagu dari Instagram langsung ke Spotify hanya dengan satu ketukan.
Spotify juga terintegrasi dengan berbagai aplikasi lain seperti Snapchat dan X, memperluas jangkauan musik di berbagai platform sosial.
Di sisi lain, TikTok, aplikasi berbagi video terpopuler di dunia, saat ini diminta berhenti beroperasi di Kanada. Apa yang terjadi?
Mengutip Engadget, Kamis (7/11/2024), alasan TikTok diminta berhenti beroperasi karena pemerintah Kanada menilai aplikasi tersebut dan perusahaan induknya, ByteDance, merupakan ancaman bagi keamanan nasional.
Menteri Inovasi, Sains dan Industri Kanada, François-Philippe, mengatakan, “keputusan ini didasarkan pada bukti yang dikumpulkan selama proses peninjauan serta rekomendasi dari komunitas keamanan dan intelijen Kanada.”
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pengumpulan data pengguna oleh TikTok yang diyakini dapat diakses oleh pemerintah China.
Sebelumnya Kanada telah melarang pegawai pemerintahnya mengunduh TikTok di perangkat pribadinya, kebijakan serupa juga diambil oleh AS.
Hingga saat ini, TikTok melalui juru bicaranya menyatakan akan menentang kebijakan tersebut. “Menutup kantor TikTok di Kanada dan kehilangan ratusan pekerjaan bukanlah solusi yang adil,” kata juru bicara perusahaan tersebut.
Dia juga berkata, “kami akan menantang perintah ini di pengadilan.” Langkah Kanada ini merupakan babak baru dalam kontroversi global seputar TikTok.
Tak hanya itu, keputusan ini bisa berdampak pada banyak pembuat konten yang bergantung pada platform tersebut sebagai sarana berekspresi dan sumber pendapatan.
Sebelumnya, tujuh keluarga di Prancis mengajukan gugatan terhadap raksasa media sosial TikTok. Mereka menuduh platform tersebut memaparkan remaja pada konten berbahaya.
Dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2024), konten tersebut diduga menjadi penyebab dua orang di antaranya bunuh diri di usia 15 tahun.
“Gugatan tersebut menuduh bahwa algoritma TikTok memaparkan tujuh remaja pada video yang mendorong bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan gangguan makan,” kata pengacara Laure Boutron-Marmion.
Keluarganya menggugat bersama di pengadilan Kreta. Boutron-Marmion mengatakan ini merupakan kasus cluster pertama di Eropa.
“Orang tua ingin tanggung jawab hukum TikTok diakui di pengadilan. Ini adalah perusahaan komersial yang menawarkan produk kepada konsumen yang juga berusia muda. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas kesalahan produk tersebut,” tegas Laure.