Penelitian SGLT-2 Inhibitor Hasilkan Obat Enavogliflozin
JAKARTA – Daewoong akan mempresentasikan penelitian terbaru mengenai penghambat SGLT-2 di hadapan dokter spesialis dan konsultan endokrinologi, terapis, dan dokter umum pada Jakarta Diabetes Meeting (JDM) pada 23-24 November 2024.
JDM adalah konferensi ilmiah tahunan bergengsi yang didedikasikan untuk diabetes. Acara yang telah berlangsung selama 33 tahun ini mengumpulkan lebih dari 400 tenaga medis profesional dari seluruh Indonesia.
Daewoong memperkenalkan obat inovatifnya Enavogliflozin, inhibitor SGLT-2 pertama yang dikembangkan secara independen di Korea. Enavogliflozin menurunkan gula darah dengan menghambat reabsorpsi glukosa di ginjal, yang mengakibatkan glukosa dikeluarkan melalui urin.
Mekanisme ini tidak hanya meringankan beban ginjal dan jantung, tetapi juga mengurangi risiko gagal ginjal dan jantung akibat ekskresi natrium dan glukosa secara bersamaan. “Kami sangat senang mempersembahkan pengobatan diabetes milik Daewoong di Jakarta Diabetes Meeting,” kata Dr. Kelompok klinis global Daewoong Pharmaceutical. Deski dalam keterangan tertulisnya kepada media, Selasa (26/11/2024).
Ia menjelaskan, sangat senang dengan perhatian besar para dokter, mengingat prevalensi diabetes tipe 2 di Indonesia meningkat signifikan.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak kelima di dunia yaitu 19,5 juta orang dewasa dengan angka prevalensi sebesar 10,8% pada tahun 2021, yang diproyeksikan meningkat menjadi 28,6 juta setiap tahunnya pada tahun 2045.
Enavogliflozin dengan dosis rendah 0,3 mg, yang kurang dari 1/30 dari inhibitor SGLT-2 yang ada, menunjukkan kemanjuran yang setara atau bahkan lebih unggul. Obat ini lebih baik dibandingkan dapagliflozin, penghambat SGLT-2 pertama di dunia.
Langkah-langkah utama untuk pengelolaan diabetes, termasuk glukosa plasma puasa, hemoglobin terglikasi (HbA1c), laju ekskresi glukosa urin, dan indeks resistensi insulin (HOMA-IR) menunjukkan perbaikan yang signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal buruk saat menggunakan enavogliflozin.
Setelah 24 minggu pengobatan, 78,1% pasien yang diobati dengan enavogliflozin mencapai tingkat HbA1c di bawah 7%, dibandingkan dengan 65,7% pasien yang diobati dengan dapagliflozin.
Enavogliflozin juga lebih efektif dalam menurunkan glukosa darah puasa dan meningkatkan ekskresi glukosa urin sebesar 31%, sekaligus meningkatkan resistensi insulin sekitar 60% lebih banyak.
Berdasarkan hasil enavogliflozin yang luar biasa, Daewoong berharap dapat memberikan pilihan pengobatan terbaik bagi pasien diabetes tipe 2 di Indonesia.
“Kami terus bekerja sama dengan para ahli ternama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, untuk mempromosikan adopsi enavogliflozin sebagai pengobatan baru untuk diabetes. Daewoong berkomitmen untuk menyediakan obat-obatan berkualitas tinggi yang meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia, termasuk Indonesia , CEO Farmasi Daewoong, Taman Seongsoo.