Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024

0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

gospelangolano.com, Jakarta PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, pendapatan perseroan turun 15,97%. Meski demikian, laba perseroan berhasil meningkat sebesar 227,96% seiring dengan langkah perseroan dalam menekan beban pokok pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/04/2024), perseroan meraup pendapatan sebesar USD 73,82 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs Rp 16.234,20 terhadap USD ) pada 2024Q1. Pendapatan ini turun 15,97% dari pendapatan perusahaan pada 2023Q1 sebesar $87,85 juta.

Selama periode ini, perusahaan mampu menekan beban pokok pendapatan menjadi $46,69 juta, dibandingkan $69,44 juta pada Q1 2023. Hasilnya, perusahaan membukukan laba kotor sebesar $27,13 juta pada Q1 2024, atau meningkat 47,35% dari kuartal sebelumnya tahun 2023, yaitu $18,41 juta.

Per 31 Maret 2024, ESSA Industries Indonesia mencatatkan beban penjualan sebesar Rp209.099, beban umum dan administrasi sebesar USD 6,83 juta, pendapatan keuangan sebesar USD 915,992, beban keuangan sebesar USD 3,47 juta serta keuntungan dan kerugian lainnya sebesar $7,571.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan menghasilkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 10,21 juta atau sekitar Rp 165,76 miliar pada periode berjalan. Laba ini naik 227,96 persen dari laba Q1 2023 sebesar $3,11 juta. Aset

Aset perusahaan turun menjadi $683,26 juta pada 31 Maret 2024, dari $695,44 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi $172,9 juta pada Q1 2024 dari $197,7 juta pada akhir tahun 2023. Kemudian ekuitas meningkat menjadi $510,34 juta pada Q1 2024 dari $497,74 juta pada Desember 2023.

Meskipun harga realisasi amonia ESSA turun 51% dari tahun ke tahun menjadi rata-rata $344/ton pada Q1 2024, peningkatan volume produksi dan biaya yang lebih rendah berkontribusi terhadap peningkatan EBITDA. Harga amonia turun akibat permasalahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Laut Merah pada awal tahun 2024, mencapai titik terendah pada Maret 2024 dan kemudian menunjukkan tren kenaikan.

ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap berada pada level yang sama dengan harga pada tahun 2023. Sementara itu, harga LPG telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat di tengah penurunan produksi minyak di negara-negara anggota OPEC+.

ESSA terus memperkuat komitmennya terhadap keunggulan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan beradaptasi dengan dinamika industri yang terus berkembang. Dengan fokus teguh pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus mencari peluang baru sejalan dengan kompetensi intinya.

happy Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Happy
0 %
sad Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Sad
0 %
excited Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Excited
0 %
sleepy Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Sleepy
0 %
angry Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Angry
0 %
surprise Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D