Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal

0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Kanker merupakan penyakit menakutkan yang sangat memerlukan intervensi pemerintah, mengingat tidak hanya membahayakan nyawa penderitanya, tetapi juga menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi, terutama keuangan dan beban pengobatan. Oleh karena itu, sejak JKN menjamin layanan kanker, banyak manfaat yang diperoleh pasien. Sayangnya, masih banyak kebijakan dan implementasinya yang kurang memadai sehingga pelayanan yang seharusnya diberikan kepada pasien masih terhambat.

Diketahui, mulai 1 Maret 2024, pasien kanker payudara jenis tertentu sudah bisa mengakses trastuzumab melalui program JKN. Namun, hingga saat ini, harapan kesembuhan hanya tinggal harapan.

Pendiri dan Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanti Baramuli Putri berharap pemerintah dapat memberikan solusi cepat terkait trastuzumab.

“Kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan akses terhadap pengobatan kanker. Jumlah kasus kanker payudara tertinggi, dan kami berharap pemerintah segera memberikan solusi trastuzumab ketika keluar peraturan Kementerian Kesehatan tersebut, setelah trastuzumab dipastikan mengidap kanker payudara stadium satu, pasien sangat mengapresiasinya, dengan mengatakan, “Ada harapan besar untuk bisa mendapatkan obat yang sangat dibutuhkan. Sayangnya, hak-hak mereka belum terpenuhi; Obatnya belum bisa diakses,” ujarnya pada seminar Asosiasi Dokter Fasilitas Kesehatan Indonesia (HIFDI) “Akses Pengobatan Kanker di JKN: Mewujudkan Birokrasi Pro Pendukung Pemenuhan Hak Pasien” pada Jumat (16/8). .

Menurut laporan Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), akan ada 408.661 kasus kanker di Indonesia pada tahun 2022. Kematian yaitu 9,3%.

 

Trastuzumab telah menjadi pengobatan standar selama lebih dari satu dekade untuk kanker payudara HER2+, yang terjadi pada sekitar satu dari lima pasien kanker payudara. Meski kanker jenis ini tumbuh dengan cepat dan kebanyakan menyerang pasien muda, namun jika ditangani sejak dini, peluang kesembuhannya tinggi.

Oleh karena itu, ketika pemerintah akhirnya menyetujui trastuzumab untuk kanker payudara stadium awal, pasien kanker menaruh harapan besar terhadap pengobatan tersebut. Sayangnya, kendala birokrasi mengaburkan harapan pasien.

 

Ketua POI Dr. Kosfiadi Irawan, SPPD-KHOM, menyayangkan trastuzumab hingga saat ini belum bisa diakses oleh pasien.

“Penanganan kanker memerlukan kolaborasi seluruh sektor dan harus komprehensif. “WHO melalui Global Breast Cancer Initiative menargetkan 60% pasien kanker payudara terdeteksi dini, terdiagnosis dalam waktu 60 hari, dan minimal 80% pasien mendapat pengobatan yang memenuhi standar medis. .

Dr. Dayah Agustina Valuyo juga menegaskan, obat ini merupakan obat yang harus dimiliki oleh setiap pasien.

“Penting untuk diingat bahwa akses terhadap obat-obatan penyelamat jiwa seperti trastuzumab bukanlah sebuah kemewahan, namun merupakan hak yang harus dimiliki setiap pasien.”

 

Pada kesempatan tersebut Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. Dr. Ali Gufron Mukti MSc, PhD mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan HIFDI. Menurutnya, karya ini memberikan informasi langsung tentang permasalahan yang dihadapi para dokter dan pekerja pengobatan kanker.

Ali Gufron mengatakan BPJS sangat berkomitmen untuk mendengarkan dan mencari solusi, meski tantangan utama terkait kebijakan dan bukti ilmiah.

Dalam pertemuan tersebut beliau memaparkan hasil meta-analisis terkait dan mendapat masukan dari Drs. Terburu-buru dalam mengatur pertemuan berikutnya untuk mencari solusi. BPJS menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap kesehatan masyarakat Indonesia, menekankan pentingnya bekerja sama dalam menjaga kesehatan dan menyadari bahwa kesehatan membutuhkan biaya.

 

happy Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Happy
0 %
sad Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Sad
0 %
excited Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Excited
0 %
sleepy Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Sleepy
0 %
angry Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Angry
0 %
surprise Pasien Kanker Payudara Belum Bisa Dapatkan Trastuzumab, Akses Pengobatan Belum Optimal
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D