P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok

0 0
Read Time:1 Minute, 36 Second

gospelangolano.com, JAKARTA – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardikanas), Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta DPR mengevaluasi program Merdeka Belajar. Padahal, sejak Nadia Makarim menjabat pada 2019, Merdeka Belajar sudah berjumlah 26 episode.

Koordinator Nasional P2G Striwan Salim dalam keterangannya, Senin (5/6/2024), mengatakan, “P2G mengajak DPR RI dan DPD RI untuk mengevaluasi program Merdeka Belajar yang sudah 26 episode sejak dilantiknya Nadeem Makarim pada tahun 2019. sejak.” ). .

Menurutnya, organisasi independen, khususnya organisasi profesi guru, juga harus melakukan evaluasi umum terhadap kebijakan pendidikan era Nadeem. Hal ini diperlukan untuk memastikan kelanjutan atau penghentian kebijakan ini benar-benar objektif, berorientasi pada perbaikan, jujur, dan berbasis data.

“Setelah hampir lima tahun menjabat, belum banyak perubahan yang dilakukan untuk membenahi yayasan pendidikan dan guru, padahal sudah ada 26 episode mengajar mandiri. Misalnya hasil PISA kita, skornya justru sekarang merosot, bahkan dari yang terendah dalam beberapa tahun terakhir. 10 tahun,” katanya.

Iman Zanatul Khairi, kepala advokasi P2G, mengatakan era Nadeem masih terlalu gemar menciptakan kata kunci atau slogan, yang intinya untuk “branding” programnya. Beberapa diantaranya adalah: Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Kurikulum Merdeka, Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan lain-lain.

“P2G berpendapat bahwa pada era mas nadimlach kata yang sebenarnya merupakan jargon menjadi mubazir sehingga masyarakat tidak memahaminya apalagi mengingatnya. Apa isi episode 26? Merdeka Belajer, Apa Bedanya Guru Mengemudi dan Guru Non Mengemudi? Kalau dulu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak begitu,” kata Iman.

P2G juga berharap kebijakan seperti Program Mobilisasi Guru (PGP) yang memiliki anggaran sebesar Rp 3 triliun pada tahun 2024, dihentikan. Sebab, kata dia, PGP bertentangan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. PGP bersifat diskriminatif, eksklusif, tidak adil dan tidak mengedepankan prinsip persamaan kesempatan.

Ia menambahkan, pada masa Nadeem, guru juga dibagi ke dalam kotak-kotak dengan label berbeda-beda. Ada guru penggerak, guru pembuat konten, guru fasilitator, guru panitia pembelajaran dan istilah lainnya. Hal ini jelas menimbulkan kastaisme, partikularisme di kalangan guru dan menyulut konflik horizontal antar guru.

 

 

happy P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Happy
0 %
sad P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Sad
0 %
excited P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Excited
0 %
sleepy P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Sleepy
0 %
angry P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Angry
0 %
surprise P2G: Karena Program Merdeka Belajar, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D