Otak Penduduk Kota Besar ‘Sudah Diprogram’ untuk Hadapi Stres
gospelangolano.com Tekno – Peneliti stres dan psikiater Adri Matsuda menjelaskan bahwa emosi, stres, dan ancaman diproses di bagian otak yang disebut amigdala. Semakin besar kota tempat kita tinggal, semakin agresif bagian otak ini bereaksi terhadap stres. Artinya otak penduduk kota sebenarnya sangat sensitif terhadap stres. Selain itu, ada bagian otak lain yang disebut korteks cingulate. “Bagian otak ini memproses stres dan emosi,” ujarnya seperti dikutip situs Deutsche Welle pada Rabu, 7 Februari 2024. Bagian otak ini merespons lebih kuat tidak hanya pada orang yang tinggal di kota besar, tapi juga pada orang yang sudah lama tinggal di kota besar. Saya besar di sana. Dengan kata lain, otak penduduk metropolitan diprogram untuk menghadapi stres. Namun, tidak semua warga kota jatuh sakit. Tubuh kita tampaknya memiliki kemampuan untuk menyerap stres. Untuk mempelajari fenomena tersebut, Adri Matsuda dan timnya menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk menganalisis otak penduduk metropolitan. Para sukarelawan ini menghadapi situasi stres yang tidak diciptakan secara artifisial. Relawan diberi tugas memecahkan masalah matematika. Penting untuk dicatat bahwa tugas ini tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan. Mereka juga menerima reaksi negatif terhadap hasil tes mereka. Situasi yang benar-benar menegangkan. Tim peneliti kemudian mengamati kondisi tempat tinggal para relawan tersebut. Apakah faktor-faktor ini mempengaruhi tingkat stres? Mereka melihat bukti nyata bahwa penyediaan ruang hijau di kawasan pemukiman berperan penting dalam mengaktifkan area otak yang mengatur emosi dan menyeimbangkan stres. “Semakin banyak ruang hijau di suatu kawasan pemukiman, semakin aktif area otak yang mengatur stres,” kata Adri Matsuda. Ini juga merupakan tempat yang dapat membantu Anda melawan kesepian. Taman mendorong kontak dan mengundang kita untuk mengamati dan bersantai. Oleh karena itu, peneliti stres Adri Matsuda mencatat bahwa di antara kawasan pemukiman yang sepi terdapat banyak ruang hijau dengan kondisi lingkungan yang buruk, dan memerlukan lebih banyak ruang hijau yang mendorong interaksi dan komunikasi. Bukan tanaman yang indah. Tak seorang pun ingin berhenti di sini. Lingkungan sekitar pemukiman seringkali tidak berperan apa-apa, karena dibangun terutama berdasarkan aspek ekonomi. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ruang hijau kecil dan indah di antara kawasan pemukiman di perkotaan dapat mendorong interaksi sosial. Di ruang hijau seperti ini, interaksi sosial akan berjalan lebih baik ketika tetangga mengelola ruang hijau mereka secara mandiri. Taman luar ruangan perkotaan saat ini sedang menjadi tren dan sedang dibangun di banyak kota besar di dunia. Mengenali kelainan pada otak menunjukkan bahwa stroke adalah salah satunya! Kelainan otak seperti stroke, aneurisma, tumor, dan kecelakaan serebrovaskular dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. gospelangolano.com.co.id 5 Desember 2024