Mutuagung Lestari Kantongi Kenaikan Laba 34,66% di Kuartal I 2024
gospelangolano.com, Jakarta PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) mengumumkan laba sebesar Rp 4,39 miliar pada Maret 2024, meningkat 34,66% dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan laba perusahaan yang melakukan jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi tercermin dari pendapatan perusahaan pada Maret 2024 yang mencapai Rp 60,51 miliar, meningkat 17,40% dibandingkan pendapatan Maret 2023.
Chief Financial Officer PT Mutuagung Lestari (MUTU) Sumarna mengungkapkan pada tahun 2023 segmen sertifikasi produk MUTU mengalami peningkatan sebesar 13,01% atau Rp 12,9 miliar.
Tren yang sama juga dialami oleh segmen pengujian laboratorium dan penelitian yang meningkat sebesar 2,67% atau Rp 2,68 miliar, sedangkan segmen inspeksi teknis meningkat 16,28% atau Rp 9,97 miliar.
Seiring dengan kinerja pendapatan dan laba perseroan yang positif, aset perseroan juga meningkat sebesar Rp6,64 miliar dari Rp275,44 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp282,09 miliar pada 31 Maret 2024.
Di sisi lain, utang perseroan juga bertambah Rp2,66 miliar, dari Rp74,85 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp77,51 miliar pada 31 Maret 2024.
Pada periode yang sama, modal perseroan mencapai 204,58 miliar kip, meningkat 3,99 miliar kip dibandingkan posisi modal pada 31 Desember 2023 yakni 200,59 miliar kip.
Sumarna mengatakan perseroan terus melakukan inovasi dalam mengembangkan dan menciptakan perdagangan nasional dan internasional, dimana MUTU telah berhasil melayani pelanggan lebih dari 3.000 perusahaan multinasional ternama dunia.
MUTU juga merupakan lembaga sertifikasi pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi sebagai lembaga audit atau audit gas rumah kaca oleh Komisi Akreditasi Nasional (KAN).
PT Mutuagung Lestari Tbk Irham Budiman, Chief Operating Officer, potensi industri pengujian, inspeksi dan sertifikasi (ICT) di Indonesia dan dunia sangat besar, dengan prediksi nilai pasar ICT global pada tahun 2027 akan mencapai 270 miliar dolar. atau sekitar Rp 4.000 triliun.
Irham optimistis prospek industri ini masih sangat menjanjikan karena nilai pasarnya di Indonesia saat ini baru Rp 20 miliar.
Oleh karena itu, industri ICT akan terus tumbuh secara signifikan di masa depan sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri, perkembangan ekonomi hijau, transformasi digital, perkembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan, dan juga peningkatan kesadaran konsumen. tentang pentingnya sertifikasi.
Menurut Irham, tahap selanjutnya perseroan akan fokus pada ekonomi hijau, ekonomi syariah, dan ekonomi digital.
Perseroan bermaksud memasuki bisnis perdagangan karbon yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (EIB) untuk kebutuhan ekonomi hijau.
Untuk kebutuhan ekonomi syariah, perusahaan bertujuan untuk banyak terlibat dalam sertifikasi halal, industri halal, dan pariwisata halal. Sementara itu, bagi ekonomi digital, tren digitalisasi yang terus diterapkan juga menjadi perspektif bisnis yang relevan melalui penyediaan sistem pelacakan, khususnya terhadap aset sumber daya alam.
“MUTU yakin banyak langkah strategis yang akan terus dilakukan sesuai dengan tren pasar dan. “Kami akan fokus pada tiga perspektif bisnis ini dan menjadikan MUTU sebagai lembaga penilaian kepatuhan terkemuka, yang diakui tidak hanya secara nasional tetapi juga global.” ujar Irham.