Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan

0 0
Read Time:2 Minute, 9 Second

gospelangolano.com, Jakarta Musim hujan menyebabkan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman, musim hujan meningkatkan tempat berkembang biak nyamuk penyebar demam berdarah. Pasalnya, hujan meninggalkan air di tempat yang berbeda-beda.

“Ini musim hujan dan demam berdarah biasanya meningkat pada musim hujan. Bisa dua, tiga atau lima kali lebih banyak dari biasanya. Sebab, jumlah atau sebaran genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk semakin meningkat, kata Dickey kepada Health gospelangolano.com melalui suara, seperti dilansir Jumat (1/3/2024).

Dickey mengatakan, peningkatan kasus DBD biasanya terlihat ketika banyak anak yang terkena penyakit tersebut.

“Mereka (anak-anak) lebih rentan, terutama karena pertahanan mereka belum matang dan sulit melakukan tindakan pencegahan umum. Misalnya, mereka jarang memakai pakaian lengan panjang.”

Selain itu, anak mudah merasakan gravitasi. Selain pertahanannya yang lama, juga sulit untuk diminum.

“Dan itulah yang akan membuatnya begitu buruk.”

Dickey telah menyaksikan peningkatan demam berdarah di Indonesia dan seluruh dunia. Perubahan iklim tidak hanya terkena dampaknya, namun juga banyak orang, terutama di perkotaan.

Dickey juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap jenis virus demam berdarah yang diperkirakan akan lebih kuat pada tahun ini.

“Satu hal yang membuat saya khawatir, dan menjadi pemikiran saya, kemungkinan besar infeksi demam berdarah yang ditemukan tahun ini didominasi oleh serotipe 2,” ujarnya.

Keraguan tersebut didasari oleh standar ASEAN, salah satu data dari Singapura yang menunjukkan bahwa serotipe 2 lebih banyak dibandingkan serotipe demam berdarah yang diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa virus dengue 2 menyebabkan gejala yang parah.

“Nah, sepertinya hal ini juga bisa terjadi di Indonesia, dan jika itu terjadi, berarti tahun ini intensitasnya bisa meningkat, meski serotipe DBD lainnya berada di bawah angka tersebut.”

Secara umum, lanjut Dickey, negara-negara maju mengetahui dan mengendalikan virus dengue.

“Secara umum, negara-negara maju mencari serotipe penyebab penyakit dan penting secara epidemiologis. Dan saya menyarankan kita melakukan hal yang sama agar kita memiliki petanya.”

Masyarakat juga harus mengetahui jenis nyamuk pembawa virus demam berdarah.

Perlu diketahui, ada dua nyamuk yang menularkan penyakit DBD, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus, namun Aedes aegypti merupakan nyamuk terbesar yang menggigit dan menghisap darah manusia, kata Dickey.

Nyamuk yang paling sering menggigit manusia adalah nyamuk betina. Betina Aedes aegypti dan albopictus membutuhkan protein darah agar telurnya matang.

Artinya ada tempat yang harus diketahui untuk mencegahnya, yaitu membuang atau melingkarinya agar tidak menggigit, sehingga nyamuk tidak mengambil darah untuk mematangkan buah.

Apalagi jika sudah digigit nyamuk, cara mencegah nyamuk bertelur setelah banjir harus dicegah.

Oleh karena itu, penting untuk menyaring genangan air dan menggunakan obat nyamuk (larvisida). Hindari juga kebiasaan menggantung pakaian karena menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

happy Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Happy
0 %
sad Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Sad
0 %
excited Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Excited
0 %
sleepy Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Sleepy
0 %
angry Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Angry
0 %
surprise Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Waspada Anak Jadi Kelompok Paling Rentan
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D