Menteri PUPR Fokus Tuntaskan Seluruh Pekerjaan Konstruksi pada 2024
gospelangolano.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kementeriannya di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo fokus menyelesaikan seluruh pekerjaan konstruksi. Dalam rapat kerja sama dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (01-04-2024), Basuki mengatakan fokus utama rencana kerja tahun 2024 adalah mempercepat transisi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sesuai arahan Presiden, pada tahun 2024 fokusnya adalah menyelesaikan seluruh pekerjaan konstruksi pada tahun 2024, khususnya pada semester pertama tahun 2024, ujarnya.
Namun, dia mengatakan ada sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang belum selesai tahun ini karena proyek tersebut baru bisa beroperasi pada Oktober 2023.
Proyek tersebut antara lain pembangunan Bendungan Cibeet, Cijuray, Karangnongko, Pelosika, Cabean, dan Lingkar Nias.
Basuki mengatakan proyek-proyek tersebut dapat selesai pada tahun 2025 asalkan mendapat persetujuan dari Perdana Menteri.
Pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Kementerian PUPR pada tahun ini memuat apa yang disebutnya sebagai arahan presiden. Beberapa proyek telah mendapat bimbingan langsung dari Presiden Jokowi untuk pasar, sekolah, lapangan olah raga, apartemen dan Keputusan Presiden (Inpres) Jalan Kabupaten serta Perpres Air Minum dan Air Limbah.
“Pasarnya ada 32 yang sebagian besar merupakan hasil kunjungan kerja Presiden. Lalu ada 22 stadion olahraga, termasuk Stadion Madura United di Pamekasan,” ujarnya.
“Setelah melihat keberhasilan Inpres tentang jalan daerah, Presiden telah mengeluarkan Inpres tentang air minum dan Inpres tentang air limbah. Tujuannya untuk mempercepat penyambungan rumah, bukan untuk membangun IPA (air minum) baru. instalasi pengolahan),” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Basuki mengatakan anggaran awal Departemen PUPR tahun 2024 dipatok sebesar Rp147,37 triliun. Namun anggarannya kemudian bertambah menjadi Rp 149,74 triliun.
Peningkatan ini disebabkan oleh dua faktor, yakni pengenalan sukuk negara atau SBSN sebesar Rp1,19 triliun dan percepatan pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN) sebesar Rp1,17 triliun.