Menkominfo Tanggapi Soal Salah Input di Sirekap KPU: Pakai Teknologi OCR
gospelangolano.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika alias Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi menanggapi inkonsistensi penghitungan suara elektronik melalui aplikasi Sirekap KPU.
Pasalnya, ramai di media sosial, banyaknya kesalahan input suara di TPS di aplikasi SireCap sehingga memicu rumor adanya kecurangan pada pemilu 2024.
Budi Ari pun sudah memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Menurut dia, KPU menggunakan sistem OCR alias Optical Character Recognition dan OMR atau Optical Mark Reader untuk membacakan hasil surat suara dari masing-masing TPS untuk diperiksa.
“KPU menggunakan sistem OCR dan OMR, (kesalahan hasil input) bisa saja terjadi karena ada persamaan pada angka 1 dan 7 yang bentuknya hampir mirip,” kata Budi Ari, dikutip dari keterangan Kominfo, Selasa (20/20/20). ). 2/) 2024).
Budi Eri mengatakan pemilu 2024 terlaksana dengan baik dan sesuai aturan.
Masyarakat atau pihak-pihak yang dirugikan atas kesalahan hitung tersebut diajak untuk menyampaikan hal ini ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi atau MK.
“Semua warga negara telah menggunakan hak pilihnya. Jika ada ketidakpuasan atau salah hitung atau ada pihak yang merasa dirugikan, sebaiknya lapor ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK),” kata Budi Ari.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga saat ini menyatakan masih terdapat 1.223 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang data hasil penghitungan suara Formulir Model C tidak sesuai dengan informasi di aplikasi Sistem Informasi Berulang atau CERECAP.
Untuk Pilpres dan Wakil Presiden, berdasarkan data hari ini 19 Februari 2024 hari keenam pukul 08.52 WIB masih terdapat 1.223 kesalahan data di 800 ribu TPS. tidak tepat,” kata KPU di kantor KPU RI, Jakarta, Senin malam. kata anggota Betty Epsilon Idroos, dikutip Antara.
Menurut dia, kesalahan pemasukan data terjadi karena sistem tidak bisa membaca gambar data formulir Model C hasil penghitungan suara yang dikirimkan perwakilan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ke aplikasi SireCap.
Akibatnya, terjadi selisih angka antara hasil penghitungan suara dengan data Formulir C yang tersimpan di aplikasi Sirekap.
Aplikasi Sirekap menggunakan teknologi Optical Mark Recognition (OMR) dan Optical Character Recognition (OCR).
Teknologi ini memungkinkan untuk mengenali pola tulisan tangan dan menerjemahkannya ke dalam nilai numerik. Dengan cara ini, angka-angka tertulis dapat difoto dan langsung diubah menjadi data numerik di Sirekap. evaluasi
Betty dan jajaran KPU RI akan memastikan mengevaluasi sistem Sirekap agar permasalahan ini tidak terulang kembali.
“Kami kemudian akan melihat segala macam penilaian dari sisi teknologi, dari sisi infrastruktur, dari sisi manusia penggunanya. Upaya KPU harus menginformasikan bahwa hal ini harus dilaksanakan setransparan mungkin,” ujarnya. .
Sekitar 1,6 juta petugas KPPS saat ini bertugas di 823.220 tempat pemungutan suara (TPS) dengan akun aplikasi SireCap, lanjutnya.
Betty memastikan evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh untuk memperbaiki sistem ke depan.
Sementara itu, Anggota KPU RI Idam Holik mengatakan, tertundanya penghitungan suara karena KPU melakukan sinkronisasi data TPS dengan data di aplikasi Sirecap.
Meski demikian, Idham memastikan proses repatriasi saat ini sedang dilakukan oleh pihak berwenang di beberapa kota besar, termasuk Jakarta.
Pemilu 2024 meliputi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tingkat Nasional. 204.807.222 pemilih.