Mengenal Pneumonia, Kerap Disebut Masyarakat dengan Paru-Paru Basah

Read Time:1 Minute, 54 Second

gospelangolano.com, Jakarta Paru-paru lembap kerap dijadikan penanda seseorang mengalami gangguan paru-paru. Tapi apa sebenarnya paru-paru basah itu?

Masyarakat awam sering menggunakan istilah pneumonia untuk menyebut istilah medis pneumonia atau radang paru-paru. Meski istilah paru basah kurang tepat untuk menggambarkan kondisi pneumonia.

“Saat seseorang terkena pneumonia, paru-parunya mengalami peradangan karena adanya kantong udara atau alveoli,” kata dr. Taufik Indrawan, SpPD dari RS Sardjito Yogyakarta pada Kamis (2/5/2024) dalam siaran Radio Kementerian Kesehatan.

Untuk memahami pneumonia, Taufik berhipotesis bahwa kulit yang merupakan bagian terluar tubuh akan rontok atau terkena. Kemudian Anda akan melihat bengkak, kemerahan, nyeri dan kemudian ketika Anda menyentuhnya Anda akan merasakan kehangatan. Hal serupa juga ditemukan pada pneumonia.

Begitu pula di paru-paru, kalau ada peradangan akibat infeksi, tapi kita tidak melihatnya, lanjut Taufik.

Pneumonia terjadi karena sel pertahanan tubuh melawan keberadaan parasit, bakteri, virus atau jamur yang masuk ke dalamnya.

“Produk peradangannya akan muncul dari sana. Kalau di luar tubuh ada nanah. Nah, kalau di paru-paru, kalau belum duduk, akan muncul cairan,” lanjut Taufik.

Inilah sebabnya ketika dokter memeriksa paru-paru pasien pneumonia dengan stetoskop, terdengar suara tambahan seperti “krook krook…”.

Jadi, bintik-bintik yang terlihat pada gambar sinar-X merupakan tanda khas pneumonia.

Taufik mengatakan, ada tiga gejala utama pneumonia, yakni batuk, demam, dan sesak napas.

Batuk

Ketika seseorang terserang jamur, bakteri, parasit, virus yang menyebabkan peradangan pada alveoli, maka muncullah reaksi tubuh untuk menghilangkannya, itulah gejala batuk.

Demam

Karena ada peradangan di paru-paru, jadi demam, badan juga terasa tidak nyaman, lanjut Taufik mengenai gejala kedua pneumonia.

Sulit untuk bernapas

Jika kondisi ini dibiarkan, peradangan akan terus meluas sehingga menyebabkan penderita mengalami sesak napas karena kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pasien terlihat bernapas dengan cepat dan terlihat gelisah.

“Inilah gejala-gejala pneumonia yang mungkin Anda dan orang sekitar Anda alami,” kata Taufik.

Pneumonia bisa menular, namun tingkat penularannya tergantung pada beberapa faktor, kata Taufik, yaitu: Sumbernya. Virus lebih mudah ditularkan oleh bakteri. Jadi jamur dan parasit memiliki penularan virus dan bakteri yang lebih rendah. ruangan Saat seseorang berada di ruangan tertutup, risiko penularannya lebih tinggi dibandingkan di ruang terbuka. Siapa kepada siapa. Seseorang lebih rentan terkena pneumonia, biasanya tergantung pada usia dan penyakit penyerta.

“Jika faktor risiko di atas terpenuhi, peluang tertular jelas lebih tinggi,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Sekolahkan Anak Indonesia Berprestasi ke Luar Negeri
Next post Hacker Pencuri dan Menjual Lagu-lagu Ed Sheeran, Akhirnya Tertangkap