Menengok Prospek Saham BBCA Usai Rilis Laporan Keuangan 2023
gospelangolano.com, Jakarta – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di zona merah menyusul rilis laporan hasil keuangan setahun penuh 2023. Lalu apa pedoman untuk saham?
Direktur Riset Ekuitas Kiwoom Securitas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan prospek saham bbCA ke depan akan tetap positif. Karena ada kemungkinan saham-saham tersebut akan menguat di masa depan.
“Tetapi saat ini belum ada sinyal beli dan pergerakannya masih melakukan penyesuaian dalam jangka pendek. Kinerja tahun 2023 sangat baik, bbCA mungkin akan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,9%, sehingga rasio LDR bisa naik dari 70% menjadi 62%,” ujarnya. katanya, Minggu (27/1/2024) gospelangolano.com Disuruh
Jika melihat hasil implementasi tahun 2023, prospek implementasi BCA pada tahun 2024 diperkirakan masih akan menunjukkan kinerja yang kuat, ujarnya.
Oleh karena itu, mereka merekomendasikan untuk menahan atau membeli saham BBCA dalam jangka panjang. Sedangkan jika jangka pendek, Anda bisa menggunakan strategi buy pada kelemahan di area support Rp 9.250 per saham atau Rp 9.075 per saham.
“Lihat saja keberhasilan penerapan 395 per saham (EPS) saat ini, lalu lihat peluang pembagian dividen final di akhir kuartal pertama atau awal kuartal kedua tahun lalu.” Kami membagikan dividen dengan rasio 49% hingga 62%, ujarnya sambil menambahkan, “Ada ruang untuk menghasilkan DPS di kisaran 151 hingga 202 per saham beredar.”
Artinya, pada harga saat ini, dengan harga saham BBCA Rp 9.350 per saham, berpeluang menghasilkan imbal hasil dividen antara 1,6% hingga 2,2%.
Pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 17,5% menjadi Rp 75,4 triliun menunjukkan kinerja yang kuat pada bisnis inti bank, kata pengamat pasar modal Langer Nafi, menyoroti kemampuan BBCA dalam mengelola portofolio dengan baik.
Seiring dengan pertumbuhan NII, pendapatan non-bunga naik 5,5% menjadi Rp 23,9 triliun. Hal ini mencerminkan upaya bank untuk mendiversifikasi sumber pendapatannya, sehingga mengurangi ketergantungannya pada pendapatan bunga.
Total pendapatan operasional mencapai Rp 99,3 triliun dengan pertumbuhan 14,4%, menandakan bank berhasil mengefektifkan seluruh lini bisnisnya.
Peningkatan total simpanan sebesar 6% menjadi Rp 1.102 triliun mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap BCA yang didorong oleh pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA) yang menyumbang hampir 80% dari total simpanan. Peningkatan total aset sebesar 7,1% menjadi Rp 1,408 triliun menunjukkan pertumbuhan bisnis bank yang sehat dan berkelanjutan.
Peningkatan volume transaksi sebesar 25,1% dan jumlah pelanggan yang mencapai 31 juta menunjukkan adopsi teknologi dan perluasan layanan yang lebih baik. Laba bersih meningkat 19,4% menjadi Rp 48,6 triliun, mencerminkan efisiensi operasional dan manajemen risiko yang lebih baik.
Berdasarkan kinerja keuangan seluruh Asian Central Bank Tbk (BBCA) tahun 2023, terdapat beberapa indikator fundamental yang memberikan gambaran kemungkinan prospek saham bbCA ke depan. Pertumbuhan laba bersih sebesar 19,4% menjadi Rp 48,6 triliun mencerminkan kesehatan Bank Sentral Asia. bisnis bank dan dapat menjadi “faktor positif untuk investasi”. Diversifikasi pendapatan Rp23,9 triliun selain bunga mencerminkan upaya BBCA untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan bunga,” kata Lanzar.
Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. gospelangolano.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul akibat keputusan investasi.
Peningkatan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6% menjadi Rp 1.102 triliun dan peningkatan total aset sebesar 7,1% menjadi Rp 1.408 triliun mencerminkan kepercayaan konsumen dan pertumbuhan berkelanjutan.
Ia mengatakan perluasan layanan, peningkatan volume transaksi sebesar 25,1% dan peningkatan jumlah nasabah menjadi 31 juta menunjukkan adopsi teknologi yang lebih baik dan kemampuan bank dalam menarik nasabah.
“Kalau melihat konsensus analis terhadap rekomendasi ke depan dan target harga saham BBCA, mereka masih optimis,” ujarnya.
Sebagian besar analis yang merilis hasil analisis primer per 26 Januari 2023 memiliki rekomendasi Beli dengan target harga rata-rata Rp 11.000 per saham.
Pada penutupan perdagangan Jumat 26 Januari 2023, saham BBCA turun 1,5 persen ke Rp 9.350 per saham. Saham BBCA turun 100 poin ke Rp 9.400 per saham. Saham bbCA memiliki harga tertinggi Rp 9.450 dan terendah Rp 9.300 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 19.324 kali dengan volume perdagangan 958.568 lembar saham. Nilai operasional Rp 896,5 miliar.