Mau Dapat Beasiswa dari BSI, Catat Lokasi dan Tanggal Pendaftarannya
gospelangolano.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan kembali membuka pendaftaran beasiswa melalui program BSI Scholarship 2024 yang akan diluncurkan pada BSI International Expo yang digelar pada 20-23 Juni 2024 di JCC Senayan Jakarta.
Bagi mahasiswa beasiswa BSI, penerima beasiswa menerima satu kali biaya kuliah, uang saku dan bimbingan karir. Selain itu mereka akan mendapatkan pelatihan, tes bakat, pelatihan motivasi dan pengembangan diri lainnya, untuk nantinya menjadi lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
Melalui Program Beasiswa BSI bekerjasama dengan BSI Maslahat hingga Maret 2024, BSI menyalurkan beasiswa kepada 5.195 mahasiswa dan sarjana penerima beasiswa dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pelajar dan pelajar ini tersebar di 90 universitas dan 1 Indonesia. “Kami ingin membantu pelajar dan mahasiswa penerima manfaat tetap semangat dan fokus menempuh pendidikan tinggi demi masa depan yang lebih baik,” kata Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia BSI, Tribuana Tunggadewi, seperti dikutip Antara, Kamis (06/06/2024). beasiswa BSI
Beasiswa BSI 2024 merupakan upaya BSI dan BSI Maslahat untuk berkontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan berkelanjutan bagi anak-anak luar biasa dari keluarga tidak mampu.
Angka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019 menunjukkan persentase lulusan SMA/sederajat Indonesia yang lulus perguruan tinggi hanya sebesar 34,85 persen.
Siswa yang berhasil diterima di 10 universitas terbaik akan menerima uang sekolah dan tunjangan selama empat tahun. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari para pimpinan BSI dan tokoh-tokoh inspiratif.
Direktur Eksekutif BSI Maslahat Sukoriyanto Saputro mengatakan penerapan beberapa strategi penguatan Beasiswa BSI bekerjasama dengan kampus mitra BSI terus dilakukan.
Beasiswa BSI tidak hanya menawarkan program pengembangan karakter tetapi juga pengembangan pribadi, literasi ekonomi syariah, proyek pra-kerja dan proyek sosial. Harapannya, mereka menjadi pemimpin yang berkarakter, dapat menjadi teladan dan berkontribusi terhadap kesejahteraan rakyat, kata Sukoriyanto.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI buka-bukaan soal penarikan dana yang dilakukan Muhammadiyah. Perusahaan menonjolkan posisinya dalam mendukung pengembangan UKM di bisnis yang dikelolanya.
Melalui surat organisasi tertanggal 30 Mei 2024, Muhammadija menyampaikan penarikan dana dari BSI dan dipindahkan ke bank syariah lain. Salah satu kekhawatirannya adalah penggunaan dana kelolaan untuk mendukung pengembangan UKM sekaligus menghindari risiko penyimpanan dana besar di satu bank.
Sekretaris Perusahaan BSI Wisnu Sunandar mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani seluruh lapisan masyarakat, baik institusi maupun individu.
“Kami berupaya menjadi bank yang modern dan inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan tetap berpegang pada prinsip syariah,” kata Wisnu dalam keterangannya yang dikutip, Kamis (6/6/2024).
Ditegaskannya, BSI menjalankan seluruh operasionalnya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Termasuk dalam upaya peningkatan pengembangan ekonomi syariah nasional.
“Kami di BSI selalu berkomitmen untuk memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip pemerataan, keseimbangan, dan kemaslahatan (maslahat) sesuai syariat Islam. BSI akan terus berupaya memberikan layanan terbaik dan berkontribusi terhadap pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia,” tegas Wisnu.
Dalam keterangannya, segmen UKM menjadi salah satu tujuan utama Bank Syariah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi masyarakat. Hingga Maret 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp59,2 triliun. Pembiayaan ini didominasi oleh sektor UKM sebesar Rp46,6 triliun.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas membeberkan alasan organisasinya menarik dana triliunan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Menurut dia, dana yang ada di bank-bank pemerintah syariah terlalu besar.
Karena kondisi tersebut, Anwar khawatir hal tersebut dapat menimbulkan risiko bisnis. Pasalnya, dana Muhammadija terkonsentrasi di BSI.
Fakta yang ada menunjukkan bahwa Muhammadiyah menempatkan dananya terlalu besar di BSI sehingga dari segi komersial dapat menimbulkan risiko konsentrasi, kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (04/06/2024).
Sementara dana yang disimpan di bank syariah lain masih sedikit. Anwar menilai, hal ini membuat bank syariah lain tidak bisa bersaing dengan margin yang ditawarkan BSI. Dan dari segi penempatan aset dan pembiayaan.
“Jika hal ini terus berlanjut tentu persaingan antar bank syariah yang ada akan menjadi tidak sehat dan hal itu tentunya tidak kita inginkan,” tegasnya.
Dalam memo yang beredar, Muhammadiyah akan mengalihkan simpanan BSI ke beberapa bank syariah lainnya. Diantaranya adalah Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan bank syariah daerah, serta transfer ke bank syariah lain yang telah bekerjasama dengan Muhammadiyah.
Nota bertajuk Konsolidasi Dana ini dikirimkan ke sejumlah unit Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Yakni Majelis Pendidikan Tinggi dan Pembinaan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, pimpinan Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan RS Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta badan usaha milik Muhammadiyah.
Anwar menegaskan, Muhammadiyah mempunyai komitmen kuat dalam mendukung sistem perbankan syariah. Untuk itu, Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi permasalahan keuangannya.
Tujuannya agar Muhammadiyah turut menciptakan persaingan yang sehat antar bank syariah yang ada. Apalagi jika dunia perbankan syariah dikaitkan dengan organisasi.
Untuk itu, Muhammadiyah memandang perlu menata banyak hal yang berkaitan dengan masalah keuangannya, termasuk aspek yang berkaitan dengan dunia perbankan, terutama mengenai penempatan dana serta pendanaan yang diterimanya, jelasnya.