Makna di Balik Hari Gastronomi Berkelanjutan Tiap 18 Juni, Indonesian Gastronomy Community Beri Penjelasan
gospelangolano.com, Jakarta Sustainable Cuisine Day diperingati pada tanggal 18 Juni atau hari ini. Menurut Komunitas Kuliner Indonesia (IGC), masakan adalah seni makan enak atau ilmu tentang makanan.
“Gastronomi adalah seni makan enak yang didasarkan pada kajian sejarah, budaya, makna, dan asal usul makanan,” kata Presiden IGC Ria Musiawan saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (18 Juni 2024).
Sedangkan keberlanjutan mengacu pada gagasan bahwa sesuatu, seperti pertanian, perikanan, atau pengolahan makanan, dilakukan dengan cara yang tidak menyia-nyiakan sumber daya alam.
“Jadi masakan berkelanjutan berarti memasak dengan mempertimbangkan dari mana bahan-bahan tersebut berasal, bagaimana makanan tersebut ditanam, dan bagaimana makanan tersebut sampai ke pasar dan pada akhirnya sampai ke piring kita,” jelas Rhea kepada saya.
Selain itu, Rhea mengatakan masakan berkelanjutan mengacu pada hidangan atau gaya memasak yang memaksimalkan penggunaan pangan lokal sekaligus meminimalkan limbah makanan. Selain itu, masakan berkelanjutan juga tetap mempertimbangkan bagaimana makanan diproduksi hingga siap untuk dikonsumsi.
“Gastronomi berkelanjutan dideklarasikan oleh UNESCO pada tahun 2017 dan setiap tahun kami merayakan dan menjelaskannya.”
Rhea juga menjelaskan mengapa Hari Masakan Berkelanjutan perlu diperingati. Salah satu penyebabnya adalah produksi pangan berkontribusi terhadap krisis iklim global dengan memberikan dampak negatif terhadap udara, air, dan tanah.
Rhea melanjutkan: Sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi di dunia terbuang sia-sia. Itu berarti sekitar 1,3 miliar ton per tahun. Sedangkan total kerugian akibat sisa makanan sekitar 1 triliun USD.
Sementara itu, Indonesia diperkirakan akan menghasilkan 20,93 juta ton sampah makanan per tahun mulai tahun 2022. Dengan demikian, kerugian negara mencapai Rp 213 triliun per tahun.
“Pengolahan pangan dan pertanian berkelanjutan sangat penting untuk melindungi dan memulihkan lingkungan pada saat sumber daya alam langka.”
Pada Sustainable Cuisine Day 2024, IGC akan mendeklarasikan masakan Indonesia yang adil dan berkelanjutan.
Memiliki visi untuk melestarikan dan mempromosikan masakan Indonesia yang lezat melalui pendekatan berkelanjutan, memainkan peran penting dalam mendukung dan mempromosikan masakan berkelanjutan di Indonesia.
“Melalui berbagai inisiatif termasuk pendidikan dan pelatihan, promosi bahan pangan lokal, pengembangan resep berkelanjutan, pengurangan limbah pangan dan advokasi, kami berharap IGC dapat membantu menciptakan kesadaran dan tindakan nyata menuju sistem pangan yang lebih adil, sehat, dan berkelanjutan.” dukungan semua pihak.”
Lanjut Ria, Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya mempunyai potensi besar di bidang kuliner.
“Namun tantangan ketahanan pangan yang dihadapi negara ini memerlukan pendekatan berkelanjutan agar seluruh masyarakat dapat menikmati pangan yang sehat, bergizi dan cukup,” kata Sekretaris Jenderal IGC dan pakar kesehatan masyarakat Dr. John C. Dalam kesempatan tersebut Ray Wagiyu Basarovi .
“Masakan berkelanjutan memadukan metode penyiapan dan penyajian makanan tradisional dengan prinsip berkelanjutan sehingga menawarkan solusi potensial untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia,” tambahnya.
Selanjutnya, IGC juga akan mendorong dan memimpin penerapan sistem kuliner berkelanjutan.
Masakan berkelanjutan memberikan solusi komprehensif untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Komunitas yang mencakup berbagai pakar pangan juga mengeluarkan seruan aksi yang berbunyi:
Hadir dalam semangat masakan Indonesia yang wajar dan berkelanjutan: mengurangi sampah makanan, mengutamakan pangan lokal (memilih pangan lokal), menerapkan kebiasaan makan yang sehat dan berkelanjutan (konsep makan enak dan berkelanjutan).