Kuning Telur vs Jeroan, Siapa Dalang di Balik Kolesterol Tinggi yang Sebenarnya?
gospelangolano.com, Jakarta – Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat di dalam darah. Kolesterol darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol asupan makanan yang tinggi kolesterol.
Dua makanan yang sering ditanyakan adalah kuning telur dan jeroan. Lalu sebenarnya mana yang lebih rentan menaikkan kolesterol? Apakah kuning telur mengandung kolesterol tinggi?
Kuning telur kerap dianggap sebagai penyebab utama kolesterol tinggi. Faktanya, menurut banyak penelitian, kuning telur tidak selalu memberikan efek negatif terhadap kadar kolesterol. Sebutir telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol, yang sebagian besar ditemukan di kuning telur.
Bukti bahwa kolesterol dalam sebutir telur sehari aman bagi kebanyakan orang berasal dari banyak penelitian, banyak yang dilakukan di Harvard Medical School, yang telah mengamati ratusan ribu orang selama beberapa dekade.
Mereka kerap melaporkan apa yang mereka makan dan kondisi medis apa pun yang mereka alami, seperti dikutip dari artikel di situs Health Harvard Edu yang sebelumnya diulas oleh Chief Medical Editor, Harvard Health Publishing, Howard E LeWine MD.
Studi-studi ini tidak menemukan peningkatan tingkat serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya pada orang yang makan hingga satu butir telur sehari.
Namun, penting untuk menyadari apa yang kita makan dengan telur. Lemak jenuh pada mentega, keju, bacon, sosis, muffin atau scone, misalnya, meningkatkan kolesterol darah lebih banyak dibandingkan kolesterol pada telur.
Dulu, kita mengira telur berbahaya bagi kesehatan jantung karena kandungan kolesterolnya, terutama pada bagian kuningnya. Kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dalam darah diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, menurut Howard, tampaknya masuk akal untuk menghindari makanan tinggi kolesterol.
Namun penelitian baru menunjukkan bahwa sebagian besar kolesterol dalam tubuh berasal dari produksi hati, bukan dari makanan yang kita makan. Kolesterol dibuat terutama di hati dari lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan kita, bukan dari kolesterol makanan.
Dr. Francisco Lopez-Jimenez MD, dari Mayo Clinic, juga menjelaskan bahwa kolesterol dalam telur tampaknya tidak memiliki efek yang sama terhadap kolesterol darah seperti lemak trans dan lemak jenuh.
Telur berukuran besar mengandung sedikit lemak jenuhnya, sekitar 1,5 gram. Selain itu, telur juga kaya akan nutrisi penting seperti lutein dan zeaxanthin untuk kesehatan mata, kolin yang mendukung fungsi otak dan saraf serta berbagai vitamin (A, B dan D).
Telur berukuran besar mengandung sekitar 270 IU vitamin A dan 41 IU vitamin D serta menyediakan sekitar 6 gram protein dan 72 kalori.
Menurut Lopez-Jimenez, cara memasak telur dan makanan lain juga dapat mempengaruhi pengaruhnya terhadap kesehatan jantung, terutama jika digoreng dengan minyak atau mentega.
Lopez-Jimenez mengatakan bagi kebanyakan orang sehat, mengonsumsi hingga tujuh butir telur dalam seminggu tidak meningkatkan risiko penyakit jantung.
Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi telur dalam jumlah tersebut dapat membantu mencegah beberapa jenis stroke serta penyakit mata serius seperti degenerasi makula yang dapat menyebabkan kebutaan.
Namun, bagi penderita diabetes, beberapa penelitian menyarankan untuk membatasi konsumsi telur. Namun penelitian lain tidak menemukan hubungan langsung antara konsumsi telur dan risiko penyakit jantung atau diabetes.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami hubungan antara konsumsi telur, diabetes dan penyakit jantung.
Kuning telur mengandung nutrisi penting yang baik untuk kesehatan tubuh Anda. Meski kuning telur mengandung kolesterol dan lemak, namun juga kaya akan nutrisi seperti: Protein: Kuning telur mengandung protein yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Vitamin: Mengandung vitamin A, D, E, dan K. Vitamin ini mendukung kesehatan mata, tulang, otot, dan sistem kekebalan tubuh. Mineral: Seperti selenium, zat besi, fosfor dan zinc yang penting untuk fungsi tubuh yang optimal. Antioksidan: Seperti lutein dan zeaxanthin, yang baik untuk kesehatan mata dan membantu melindungi dari kerusakan oksidatif.
Namun, konsumsilah kuning telur secukupnya karena mengandung kolesterol. Bagi sebagian orang dengan risiko kesehatan tertentu, seperti kolesterol tinggi atau diabetes, mungkin disarankan untuk membatasi asupan kuning telur.
Namun, bagi kebanyakan orang sehat, kuning telur bisa dimasukkan sebagai bagian dari pola makan seimbang.
Jeroan seperti hati, ginjal dan otak kaya akan nutrisi seperti vitamin B12, zat besi dan zinc. Namun jeroan mengandung kolesterol tinggi. Misalnya, 100 gram hati sapi mengandung sekitar 564 mg kolesterol, jumlah yang jauh lebih tinggi dibandingkan kuning telur.
Menurut American Heart Association, konsumsi makanan tinggi kolesterol seperti jeroan sebaiknya dibatasi karena dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Jeroan sebenarnya kaya nutrisi dibandingkan daging atau otot pada umumnya. Mengandung vitamin B, termasuk vitamin B12 dan folat, serta mineral seperti zat besi, magnesium dan selenium. Jeroan juga mengandung vitamin penting larut lemak seperti A, D, E dan K, dikutip dari Klikdokter.
Namun perlu diingat bahwa jeroan memiliki kadar kolesterol, lemak, dan kalori yang tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Menjaga pola makan seimbang dan membatasi konsumsi jeroan merupakan langkah cerdas untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.