Kondisi Ibu Hamil yang Disarankan untuk Batalkan Puasa, Termasuk Mual Muntah Berlebihan
gospelangolano.com, Jakarta Secara umum ibu hamil yang sehat bisa berpuasa. Hal terpenting yang harus dilakukan sebelum puasa Ramadhan adalah berkonsultasi dengan dokter mengenai status kesehatan ibu.
“Sebelum berpuasa, ada baiknya ibu hamil atau ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada penyakit penyerta yang kita sebut dengan faktor risiko,” kata pakar Andrew Putranagara. Di Bagian Obstetri dan Ginekologi RS Silinsing Jakarta.
Namun puasa terkadang memiliki keadaan yang memerlukan pembatalan segera. Hal ini penting demi keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
“Yang terpenting adalah mewaspadai gejala serius seperti mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil,” kata Andrew.
Ketika seorang wanita hamil mengalami mual dan muntah yang sangat parah sehingga dia tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung cairan, dia menjadi lemah dan dehidrasi parah. Ini berbahaya bagi ibu hamil.
Kemudian jika air seni Anda menjadi sangat sedikit dan cuaca mendung, segeralah berbuka. Lalu jika merasa lemas segera berbuka. Jangan biarkan kondisi Anda memburuk kecuali diperlukan pengobatan.
Ibu hamil disarankan untuk berhenti berpuasa jika mengalami sakit kepala parah dan tekanan darah tinggi di atas 140/90. Jika Anda mengalami demam dan kontraksi rahim
Andrew mengingatkan, jika ibu demam, ada baiknya berbuka. Jika setelah itu terjadi pendarahan dan sakit perut, sebaiknya segera dihentikan puasanya
Ada sakit perut atau kontraksi di rahim (yang menandakan berbuka puasa), kata Andrew saat siaran langsung bersama Dinas Kesehatan DKI, Senin, 18 Maret 2024.
Mual saat hamil, meski tergolong umum, terkadang membuat bingung para ibu. Sebab, rasa mual bisa terjadi kapan saja dan disebabkan oleh berbagai hal. Untuk mengobati mual secara efektif, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Andrew mengatakan, penyebab mual yang paling umum adalah kurang istirahat.
“Pemicu yang paling umum adalah kurang istirahat, kurang istirahat yang konsisten dapat menyebabkan mual. Penyebab lainnya adalah bau atau bau, terlalu panas, terlalu berisik, atau kondisi lingkungan yang melelahkan.”
Di atas adalah penyebab mual pada ibu hamil yang paling umum. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil dan suami melakukan antisipasi terhadap hal-hal di atas untuk mengurangi risiko mual saat berpuasa.
Mengetahui pemicu mual yang paling umum akan memudahkan ibu hamil untuk menghindari rasa mual.
Cara lain untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil adalah dengan tidak langsung tidur setelah makan. Berbaring setelah makan dapat menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa mual.
Andrew berkata: “Jangan langsung tidur setelah makan. Duduk atau berjalanlah setidaknya 20 atau 30 menit terlebih dahulu.”
Karena waktu pencernaan pada sistem pencernaan ibu hamil melambat sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna makanan secara sempurna dan tidak menimbulkan rasa mual.
Jahe merupakan bahan alami yang digunakan untuk mengatasi mual. Jahe mengandung gingerol, shogaol dan zingerone yang memiliki sifat antiemetik yang membantu mengurangi mual dan muntah.
Bagi ibu hamil yang mengalami mual terutama saat puasa, mengonsumsi olahan jahe bisa menjadi pilihan untuk mengurangi rasa mual. “Sudah terbukti boleh makan, misalnya permen jahe atau wedang ronde,” kata Andrew.
Olahan jahe ini bisa dikonsumsi pada pagi hari atau setelah berbuka puasa.