Kolang-Kaling Tinggi Kalsium tapi Rendah Lemak, Cocok Jadi Camilan Orang yang Diet
gospelangolano.com, Jakarta – Kolang-kaling merupakan buah kurma manis yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Menurut dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Karina Rahmadia Ekawidyani, 100 gram kolang-kaling mengandung sekitar 90 mg kalsium. Kandungan kalsium pada kurma tidak berbeda dengan kandungan kalsium pada susu, yaitu 125 mg.
Sayuran berwarna putih dan berair ini juga rendah lemak sehingga cocok dikonsumsi oleh orang yang sedang menurunkan berat badan.
Kurma rendah protein dan lemak, jadi kalau orang diet makan sayur dan buah bisa mendapat manfaat kalsium, tapi kalori yang masuk ke tubuh lebih sedikit dibandingkan susu,” kata Karina. Keterangan video di channel YouTube IPB TV, dikutip Senin (12/8/2024).
Sayuran semakin menunjang program diet masyarakat karena kandungan seratnya yang tinggi.
“Serat ini bermanfaat untuk memberikan rasa kenyang dan mencegah sembelit atau gangguan usus. Bagus sekali ya, dan dalam jangka panjang bisa mencegah kanker usus atau kanker usus besar.”
Konon makan kurma juga dapat membawa manfaat bagi tubuh seperti: mengobati nyeri tulang; membantu kesehatan ginjal; meningkatkan pencernaan.
Menurut Fakultas Keperawatan Universitas Airlang, kurma memiliki berbagai manfaat lain, antara lain: Mencegah penuaan dini
Senyawa galaktomannan pada kolang kaling mampu mencegah munculnya flek hitam pada kulit. Galactomannan dapat melawan radikal bebas penyebab penuaan dini. Menjaga Kesehatan Tulang
Kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi pada kolang kaling baik untuk kesehatan dan kekuatan tulang. Kalsium dan fosfor dapat mencegah osteoporosis atau menurunkan kepadatan tulang setelah menopause pada wanita.
Vitamin C pada kurma bekerja sebagai antioksidan dengan menjebak radikal bebas sehingga meningkatkan daya tahan tubuh. Kuras tubuhmu
Kandungan air dan vitamin serta mineral pada kurma dapat membantu menghidrasi tubuh. Selain memperbanyak asupan air, kurma juga dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Mencegah obesitas
Kadar pati yang tinggi dapat memberikan rasa kenyang dan menekan nafsu makan. Kurma dipercaya dapat dijadikan makanan saat makan. Mencegah Anemia
Zat besi pada kurma bermanfaat untuk membawa oksigen ke dalam tubuh. Zat besi dapat mengatasi kelelahan akibat anemia atau kekurangan zat besi.
Sebelumnya, penelitian yang dilakukan di Universitas Brawijaya (UB) berhasil menggali potensi biji kurma sebagai obat penyakit radang sendi atau osteoporosis.
Kurma terbukti memiliki manfaat besar untuk gerakan tubuh kaku akibat osteoartritis.
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang menyebabkan perubahan patologis pada struktur sendi. Hal ini menimbulkan nyeri yang menyebabkan disfungsi sendi, peradangan yang muncul sewaktu-waktu, bahkan cacat fisik.
Pengobatan OA umumnya melibatkan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), aspirin, dan berbagai obat pereda nyeri. Namun obat tersebut berdampak negatif pada hati, ginjal, saluran pencernaan dan mengganggu metabolisme.
Kurma merupakan bagian utama karbohidrat (91,9 persen). Karbohidrat tersebut sebagian besar merupakan galaktomanan, yaitu senyawa polisakarida yang mempunyai sifat analgesik dan anti inflamasi pada OA.
Peneliti Raehana Saria Gahari, Khusnul Khotimah dkk, buah dan daun penghasil galaktomanan kemudian diolah menjadi makanan bergizi berupa minuman jeli.
Penelitian ini dilakukan dengan metode in vivo, menggunakan tikus percobaan yang diberi perlakuan berbagai galaktomanan yang diekstraksi dari buah kurma.
Tikus diinduksi agar tampak mengalami peradangan kronis, yang merupakan indikator OA, dengan pemberian asam asetat glasial dan Complete Freund’s Adjuvant (CFA).
Setelah dilakukan inhalasi asam asetat glasial pada daerah intraperitoneal, tikus dipaparkan dengan sinar matahari (gerakan tidak teratur) sekaligus diberi makanan bergizi berbahan dasar galaktomanan buah sawit dan diamati aktivitas abnormalnya selama 70 menit.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ekstrak galaktomannan buah lontar memberikan pengaruh yang besar terhadap pengobatan dibandingkan dengan kontrol dan obat Na-Diklofenak.
“Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penderita OA sebagai pengobatan sehat untuk menggantikan obat-obatan komersial yang terkesan berdampak buruk bagi kesehatan dan harganya sangat mahal,” kata Khusnul.