Kerap Keluar Ingus Campur Darah, Pertanda Sakit Apa?

Read Time:1 Minute, 42 Second

gospelangolano.com, Batavia Saat seseorang menghirup lendir atau cairan bercampur darah dari hidung, biasanya langsung berubah menjadi merah. Jika hal ini terjadi, segera temui dokter untuk mengetahui apa penyakitnya.

Dokter spesialis telinga, tenggorokan, kepala dan leher RSUD Pasar Minggu, Denise Vidya mengatakan, jika lendir bercampur darah, bukan berarti itu pertanda kanker. Harus dilihat kondisinya seperti apa dan seberapa besar.

Tapi kalau curiga, apalagi kalau sering buang air besar (ingus berdarah), ada baiknya diperiksakan (ke dokter), kata Vidya seperti dikutip Antara, Selasa (27/02/2024).

Vidya mengatakan, salah satu gejala kanker nasofaring adalah munculnya lendir bercampur darah atau darah yang keluar dari hidung.

Nasofaring terletak di bagian belakang rongga hidung bagian dalam dan tersembunyi. Sel tumor di area ini, seperti bagian tubuh lainnya, bersifat rapuh sehingga mudah berdarah.

“Inilah penyebab gejala awal kanker nasofaring, yaitu lendir bercampur darah,” ujarnya.

Gejala kanker nasofaring lainnya adalah gangguan pendengaran

Selain itu, gejala awal kanker nasofaring adalah gangguan pendengaran pada salah satu sisi, karena dekat dengan saluran tuba Eustachius. Inilah saluran tengah yang menghubungkan nasofaring.

Namun, penderita cenderung tidak memerhatikan kapan gejalanya muncul, melainkan kapan muncul benjolan di leher.

 

Selain massa, gejala kanker nasofaring lainnya juga bergantung pada bagian organ tempat tumor menyebar. Jika mengarah ke dahi atau lubang hidung, bisa menimbulkan gejala hidung tersumbat.

Sedangkan jika meluas ke otak, sinyal yang berasal dari saraf kranial (yang menghubungkan otak dengan organ indera) biasanya mengenai saraf optik sehingga pasien mengeluhkan penglihatan ganda.

Atau rasa kebas di lutut, mulai menelan, atau sakit kepala, kata Vidya.

 

 

Untuk mendiagnosis kanker nasofaring, dokter biasanya melakukan anamnesis atau tanya jawab dengan pasien mengenai gejala awal yang berkembang, serta melakukan pemeriksaan fisik.

“Kalau misalnya riwayat kita ada kanker nasofaring, kita bisa lakukan endoskopi. Jadi kita masukkan kamera untuk mengecek kondisi nasofaring,” jelas Vidya.

Kemudian dengan pemeriksaan pencitraan seperti tomografi (CT-scan) atau magnetic resonance imaging (MRI), serta biopsi atau pengambilan sampel jaringan yang diduga kanker, kemudian diperiksa secara histopatologi untuk mengetahui apakah sel tersebut ganas atau tidak.

Kanker nasofaring menempati urutan pertama dalam kategori kanker kepala dan leher dan keempat dari seluruh jenis kanker

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Jadi Prodi Terketat, Ini Rincian Biaya Kuliah Kedokteran Unesa Jalur SNBP 2024
Next post Fakta Menarik Miley Cyrus, Penyanyi Lagu Flowers yang Ternyata Takut Binatang Laba-laba