Kembar Siam Tertua di Dunia Wafat, Hidup dengan Tempurung Kepala Menempel Selama 62 Tahun
gospelangolano.com, JAKARTA — Si kembar siam tertua di dunia, Lori dan Dori Schappell, meninggal dunia dalam usia 62 tahun 202 hari pada 7 April 2024. Kabar duka itu disampaikan melalui obituari yang dimuat Leibensperger Funeral Homes di Hamburg, Pennsylvania.
Obituari tersebut juga memuat riwayat hidup si kembar siam Schappell dan sejumlah pencapaiannya. Namun laporan kematian tersebut tidak menyebutkan penyebab kematian Lori dan Dori.
Lori dan Dori lahir di Pennsylvania pada tanggal 18 September 1961 sebagai kembar siam craniopagus. Dengan kata lain, sebagian tengkorak Lori menempel pada tengkorak Dori. Keadaan ini menyebabkan Lori dan Dori melihat ke arah berlawanan dan tidak dapat melihat wajah satu sama lain.
Selain terlahir dengan tengkorak yang melekat, Lori dan Dori juga memiliki pembuluh darah vital yang sama. Selain itu, mereka juga menggunakan sekitar 30 persen bagian otak yang sama.
Kembar siam Craniopagus merupakan jenis kembar siam yang paling langka. Jenis kembar siam ini hanya menyumbang sekitar dua hingga enam persen dari seluruh kasus kembar siam.
Saat Lori dan Dori lahir, operasi untuk memisahkan si kembar siam belum bisa dilakukan. Selain itu, Lori dan Dori juga sudah menyatakan tak ingin berpisah.
“Saya tidak setuju dengan pemisahan tersebut. Saya pikir itu melanggar pekerjaan Tuhan,” kata Lori kepada Los Angeles Times pada tahun 2002, seperti dilansir Dinten, Selasa (16/4/2024).
Meski tak terpisahkan, Lori dan Dori menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Misalnya Lori bisa berjalan mandiri, namun Dori tidak bisa berjalan mandiri karena menderita spina bifida. Kondisi tersebut membuat Lori harus selalu mendorong Dori yang berkursi roda kemanapun ia pergi.
Dalam kehidupan sehari-hari, Dori bekerja selama bertahun-tahun sebagai penyanyi country profesional. Ia juga sering diundang menyanyi di luar negeri.
Sementara itu, Lori memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di universitas dan kemudian bekerja di rumah sakit sebagai pengemas peralatan medis. Saat Lori bekerja di rumah sakit, Dori duduk dan menunggu sambil membaca buku.
Seiring pertumbuhan Lori dan Dori, mereka menemukan banyak cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Misalnya Lori suka mandi sore, sedangkan Dori suka mandi pagi. Keduanya kemudian mengembangkan teknik mandi yang memungkinkan mereka mandi meski dengan kepala menempel.
“Kami sangat senang. Pada dasarnya ini adalah tentang mencapai kompromi. Jika ada lebih banyak orang dalam hidup ini yang mau melakukan (kompromi), dunia akan menjadi tempat yang lebih baik,” kata Lori.