Kehebatan Robot Rusia, Mampu Menanam Ranjau secara Senyap di Ukraina
JAKARTA – Rusia telah menciptakan robot canggih yang mampu memasang ranjau darat di medan perang. Unit tak berawak ini dikerahkan di zona konflik di Ukraina.
Menanam ranjau di suatu area adalah salah satu strategi paling sederhana dan efektif untuk membatasi pergerakan musuh. Navigasi di ladang ranjau adalah pendekatan terbaik, namun pengoperasian di medan seperti itu menjadi sangat sulit. Ladang ranjau sering kali menjadi fokus tembakan artileri dan rentan terhadap serangan mendadak, termasuk serangan rudal anti-tank.
Pada dasarnya, satu-satunya taktik yang efektif adalah maju dalam formasi yang dilindungi oleh kendaraan khusus pembersih ranjau, yang merupakan target utama penghancuran karena peran pentingnya. Hal ini dicontohkan oleh Rusia selama serangan terkenal mereka di dekat Vuhledar pada tahun 2022, di mana mereka menderita banyak korban, dan pada tahap awal pertempuran di dekat Avdiivka, serta oleh Ukraina selama serangan musim panas mereka yang gagal di Zaporizhzhia pada tahun 2023.
Dilaporkan di Essanews, Jumat (12/4/2024), ranjau darat merupakan salah satu alat pertahanan yang efektif, namun tantangannya terletak pada penanamannya di dekat garis depan tanpa terdeteksi musuh. Sebelumnya, hal ini hanya dapat dicapai melalui proyektil roket khusus dari peluncur roket multi-laras seperti BM-30 Smerch, BM-27 Uragan, BM-21 Grad atau M270 MLRS, dan sistem ranjau lengkap seperti ISDM Zemledeliye.
Namun baru-baru ini, pasukan Ukraina telah memperkenalkan sejumlah robot dan drone yang dirancang untuk memasang ranjau di dalam garis pertahanan musuh. Beberapa unit dirancang untuk memasang satu atau lebih ranjau TM62 konvensional, sementara unit lainnya dilengkapi untuk memasang ranjau PTM-3.
Konsep ini diadopsi oleh Rusia yang mengembangkan sistem robotik yang mampu menempatkan ladang ranjau dengan jarak hingga 30 meter, meliputi area dengan lebar kurang lebih 8-10 meter dan panjang 18-20 meter, dengan jarak antar ranjau kurang lebih 2 master.
Robot Rusia ini dilengkapi dengan sembilan peluncur PKM-1, sarat dengan bahan peledak dan ranjau anti-personil atau anti-tank. Ranjau tersebut diledakkan secara eksternal melalui kabel yang panjangnya kira-kira 50 meter.
Misalnya, kontainer KSF-1 mampu memuat 71 ranjau PFM-1 yang berbentuk kupu-kupu dan berisi 75 gram bahan peledak dalam wadah plastik lunak. Kompresi pada wadah memicu ledakan yang dapat menyebabkan cedera serius.
Sementara itu, kapal KSO-1 dirancang untuk menampung ranjau anti-tank PTM-3 yang memuat 1,8 kg bahan peledak yang cukup kuat untuk merusak, misalnya rel kendaraan tempur infanteri.
Perang di Ukraina telah berkembang menjadi perang posisi di banyak tempat, di mana penggunaan ranjau, drone, dan artileri secara strategis memainkan peran penting.